Page 211 - Tanah Hutan Rakyat
P. 211
198 Aristiono Nugroho, dkk
kesejahteraan, melainkan juga bernuansa konservasi. Bila
tanah hutan rakyat rusak (longsor), maka masyarakat akan
gagal mencapai kesejahteraan, dan hal ini berarti masyarakat
gagal melakukan “safety first”. James C. Scott (1994:17)
menyatakan, bahwa bertani merupakan pekerjaan beresiko,
hingga tidak berlebihan jika petani memilih prinsip ”safety
first” atau ”dahulukan selamat” dalam bertani. Oleh karena
etos melibatkan cita-cita dan keyakinan yang dimiliki petani,
maka dapatlah dimengerti bahwa cita-cita petani adalah
”selamat”. Cita-cita ini muncul karena dalam pikirannya,
petani memiliki pemahaman, pandangan, dan gambaran
tentang beratnya menjadi petani. Dengan demikian
masyarakat Desa Kalimendong meyakini, bahwa ”selamat”
merupakan strategi livelihood yang benar, realistis, dan efektif
untuk dilaksanakan. Prinsip “safety first” yang terus menerus
dipegang teguh oleh masyarakat Desa Kalimendong dengan
paradigma kesejahteraan dalam frame konservasi, akhirnya
mampu memperlihatkan perbedaan desa ini dengan beberapa
desa lain di Kabupaten Wonosobo. Selain itu, adanya hutan
yang mengalami kerusakan di beberapa desa di wilayah
Kabupaten Wonosobo, telah menyadarkan masyarakat Desa
Kalimendong untuk memperhatikan konservasi. Caranya
dengan memperhatikan kondisi tanah di hutan negara dan
hutan rakyat, agar fungsi tanah dapat terus lestari.
Oleh karena itu, masyarakat Desa Kalimendong tidak
menjarah hutan negara yang dikelola oleh Perhutani. Hutan
negara di Desa Kalimendong berhasil selamat, karena
masyarakat desa bersedia menjaga dan memelihara kelestarian