Page 215 - Tanah Hutan Rakyat
P. 215

202   Aristiono Nugroho, dkk

            dengan pengelolaan tanah hutan rakyat telah diterbitkan oleh
            APHR, dalam bentuk SOP (Standar Operasional Prosedur).
            Segenap strategi (rencana, tindakan, dan pengaturan) APHR
            ternyata berhasil menumbuhkan  semangat konservasi
            masyarakat Desa Kalimendong, yang mewujud dalam bentuk
            tindakan konservasi tanah dan hutan. Berdasarkan perspektif
            Max Weber fenomena ini dipandang sebagai hubungan sosial,
            sedangkan Alfred Schutz menyebutnya sebagai bentuk inter-
            subyektivitas.  Sebagaimana diketahui  hubungan  sosial  dan

            inter-subyektivitas ini bermanfaat buat  seluruh masyarakat
            Desa Kalimendong, karena mengarah  pada  perwujudan
            konservasi tanah dan hutan.
                Ketika  hubungan sosial  dan  inter-subyektivitas sedang
            berlangsung, setiap  anggota  masyarakat saling  berinteraksi,

            saling memahami, dan saling bertindak, dalam kendali norma
            sosial yang berlaku di desa ini. Akibatnya tindakan masyarakat
            semakin  mengarah pada upaya,  untuk  meningkatkan
            kesejahteraan dalam frame konservasi tanah, yang sekaligus
            juga memantapkan struktur sosial yang ada di desa ini. Hal
            ini selanjutnya  membentuk  strategi  livelihood masyarakat,
            yang merupakan rencana yang digunakan dan tindakan yang
            dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan strategi yang dipilih,
            maka anggota masyarakat mendapatkan sejumlah uang, yang

            akan digunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup diri
            dan keluarganya.
                Secara praktis strategi  livelihood memang dapat berada
            pada konteks individual  (orang  per  orang) maupun berada

            pada konteks  sosial  (masyarakat).  Oleh karena itu,  strategi
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220