Page 226 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 226

Efektifitas Alternative Dispute Resolution     217
                                        Dalam Penyelesaian Sengketa Perdata Pertanahan
             perseorangan dengan badan hukum, maupun antara badan hukum.
             Penyelesaian kasus  perdata inilah  yang  sebaiknya menggunakan
             penyelesaian jalur non litigasi yaitu Alternative Dispute Resolution
             (ADR) atau alternatif penyelesaian sengketa (APS). Penyelesaian ini
             memiliki kelebihan dan memberikan keuntungan bagi para pihak
             yang  bersengketa dalam  mendapatkan  solusi  atas  permasalahan
             yang disengketakan.
                 Penyebab timbulnya sengketa tanah di Indonesia ada berbagai
             macam. Secara garis besar Kementerian ATR/BPN telah membagi
             beberapa  tipologi  kasus  pertanahan  yang  meliputi penguasaan
             tanah tanpa hak, sengketa batas, sengketa waris, jual berkali-kali,
             sertipikat ganda, sertipikat pengganti, akta jual beli palsu, kekeliruan
             penunjukan  batas,  tumpang  tindih  dan putusan pengadilan.
             Penyelesaian sengketa  pertanahan secara  konvensional  adalah
             melalui lembaga  peradilan  yang  dianggap  mampu  memberikan
             kepastian hukum (legal  certainly)  dan keadilan (justice). Dalam
             prosesnya, pengadilan memiliki mekanisme tersendiri yang harus
             dialui oleh para pihak. Mekanisme tersebut diatur dalam peraturan
             perundang-Undang  mengenai  prosedur dan  urutan acara di
             persidangan  yang  tertuang  dalam Peraturan Mahkamah  Agung
             Nomor 1Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
                 Peralihan suatu hak atas tanah juga berpotensi menimbulkan
             suatu  sengketa  perdata apabila  syarat dan  ketentuan  formil
             maupun materiil tidak terpenuhi. Peralihan dapat diartikan sebagai
             perpindahan hak atas tanah dari pemiliknya kepada lain disebabkan
             karena  adanya peristiwa  hukum  seperti  pewarisan.  Sedangkan
             pengertian dari dialihkannya suatu hak merupakan berpindahnya
             hak atas  tanah dari  pemiliknya  kepada  pihak  lain dikarenakan
             adanya  suatu  peristiwa hukum,  seperti: jual-beli,  tukar menukar,
             dan lain-lain. Sengketa atas tanah seperti yang disebutkan tersebut
             sesungguhnya dapat diselesaikan  melalui  Alternatif  Penyelesaian
             Sengketa atau lebih dikenal dengan Alternative Dispute Resolution,
             karena  sengketa-sengketa  tersebut dapat dikategorikan  sebagai
             sengketa perdata akibat adanya suatu tuntutan hak dari satu pihak
             dan  pihak lainnya memiliki kewajiban  untuk memenuhi hak
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231