Page 227 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 227

218    Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan
                    yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
             tersebut (Komarudin, 2014). Upaya penyelesaian sengketa ini dapat
             mengakomodasi  kepentingan kedua belah  pihak  dengan  putusan
             yang bersifat win-win solution. Hal ini diatur pula dalam Peraturan
             Menteri ATR/BPN No.21 Tahun 2020 dan tercantum dalam Pasal 43,
             44 dan 45 yang mengatur Penyelesaian Sengketa secara ADR/APS.

                 Penyelesaian  sengketa dengan  ADR/APS/ADR  berbeda
             dengan penyelesaian sengketa melalui pengadilan karena memiliki
             karakteristik tersendiri.  Karakteristik tersebut  diantaranya:  1)
             adanya  kesukarelaan  dari  para pihak  yang  bersengketa untuk
             menyelesaikan sengketanya, 2) kesukarelaan yang dituangkan dalam
             bentuk perjanjian; 3) mekanisme dan tata cara dari ADR/APS/ADR
             yang didasarkan pada  kesepakatan  bersama antara para pihak;  4)
             pelaksanaannya lebih fleksibel, berbiaya ringan dan bersifat tertutup
             atau  lebih  terjaga  privasinya;  5)  keputusan  yang  diambil  oleh
             para  pihak  pada  dasarnya merupakan kesepakatan yang nantinya
             dituangkan dalam suatu perjanjian dan pelaksanaannya didasarkan
             pada prinsip-prinsip perjanjian.

                 Undang-undang  Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan
             Alternatif Penyelesaian Sengketa atau lebih dikenal dengan Undang-
             Undang  ADR/APS  dapat dikatakan  merupakan  lex spesialis dari
             ADR/APS. Pasal 1 angka 10 UU ADR/APS ini menyebutkan bahwa
             alternatif penyelesaian sengketa merupakan lembaga penyelesaian
             sengketa atau  beda  pendapat  melalui  prosedur  yang disepakati
             oleh para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara
             konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli. ADR/
             APS  ini  pada  prinsipnya memberikan kesempatan kepada  para
             pihak  mengenai  model  penyelesaian  sengketa  yang  akan dipilih.
             Tertuang dalam Pasal 6 ayat (1) UU ADR/APS bahwa sengketa atau
             beda pendapat suatu perkara perdata dapat diselesaikan oleh para
             pihak melalui ADR/APS yang didasarkan pada niat atau itikad baik
             dengan mengesampingkan penyelesaian sengketa secara litigasi di
             peradilan umum atau pengadilan negeri. Ketentuan ini tentu saja
             memberikan suatu batasan jenis sengketa yang dapat diselesaikan
             melalui metode ADR/APS, yaitu hanya sengketa atau beda pendapat
             yang terkait dengan keperdataan khususnya pertanahan.
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232