Page 107 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 107

88    Land Reform Dari Masa Ke Masa

            Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Selama
            periode ini, kampanye land reform menghebat. Melalui
            berbagai taktik kampanye publik, termasuk  menggunakan
            poster, pamflet, dengar pendapat publik, demonstrasi, petisi,
            konferensi pers, seminar, mogok makan, dan lobi - di
            bawah kepemimpinan KPA, aktivis agraria dan organisasi
            gerakan massa lainnya menyerukan perlunya reforma
            agraria yang komprehensif.
                 Kampanye land reform dari kalangan gerakan sosial
            menghadapi kondisi-kondisi khusus, sebagian digerakkan
            oleh kejadian-kejadian yang mengejutkan yang
            memungkinkan agenda land reform  masuk ke dalam proses
            kebijakan resmi pemerintah, termasuk di Badan Pertanahan
            Nasional (BPN). Salah satu kejadian adalah ketika Wakil
            Presiden Megawati mengumumkan nama-nama para
            menteri dan pejabat tinggi lainnya di pemerintah pusat, sta-
            tus Menteri Negara Urusan Agraria/Kepala Badan
            Pertanahan Nasional tidak diumumkan. Hal ini
            menimbulkan pertanyaan dan kegelisahan bagi pejabat dan
            pegawai negeri BPN mengenai eksistensi BPN, sebagian
            dihantui oleh dibubarkannya Departemen Sosial. Kegelisahan
            itu semakin menjadi dengan maraknya tuntutan
            desentralisasi kewenangan pertanahan yang selama ini
            dipegang oleh pemerintah pusat, dalam hal ini adalah BPN.
            Tuntutan untuk desentralisasi berfokus pada upaya untuk
            memindahkan kelembagaan dan kewenangan pertanahan
            dan karyawan BPN untuk berada di bawah pemerintah-
            pemerintah kabupaten. Salah satu konseptor utama
            kebijakan desentralisasi, Ryaas Rasyid, yang juga menjadi
            Menteri Negara Otonomi Daerah, gencar menyuarakan
            keharusan adanya kerangka pelaksanaaan desentralisasi, dan
            secara khusus mengusulkan rencana melikuidasi Badan
            Pertanahan Nasional beserta kewenangan dalam bidang
            pertanahan yang dipegang pemerintah pusat.
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112