Page 38 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 38

Penghapusan Azas Domein Negara  19

               dualisme hukum, yakni pengaturan dengan hukum
               barat dan pengaturan dengan hukum-hukum adat.
               “Kepentingan negara menghendaki pembentukan
               undang-undang yang hanya mengenai satu sistem
               hukum tanah untuk segala warga negara, dari bangsa
               apapun” (Supomo 1953 seperti dikutip dalam
               Praptodihardjo 1953:79).
                    Sejak awal mulanya UUPA ditujukan untuk
               menempatkan Negara Indonesia sebagai ekspresi
               kekuasaan yang sah dari rakyat Indonesia. Melalui
               UUPA, pemerintah nasional Indonesia berkomitmen
               untuk memodernisasi hukum adat, dan untuk
               membuatnya lebih cocok dengan kebutuhan-kebutuhan
               Negara Kesatuan Republik Indonesia  yang baru sebagai
               salah satu anggota bangsa-bangsa yang merdeka di
               dunia. Hal ini dinyatakan secara jelas bahwa “hukum
               agraria yang berlaku untuk bumi, air, dan udara adalah
               hukum adat namun pelaksanaan dari hukum adat
               tersebut harus tidak bertentangan dengan kepentingan
               umum bangsa yang didasarkan pada prinsip kesatuan
               republik, dengan prinsip sosialisme Indonesia, dan prinsip
               yang tercantum dalam UUPA dan peraturan di masa
               mendatang, sebagaimana juga dengan persyaratan
               hukum agama” (Pasal 5 UUPA 1960). Dengan
               demikian, maka UUPA
                      ... mengadaptasi prinsip-prinsip modern dan
                      bekerja dengan gagasan-gagasan barat modern
                      mengenai kepemilikan tanah, misalnya seperti
                      pembedaan antara hak-hak publik dan pribadi
                      dikombinasikan dengan sebuah sistem pendaftaran
                      tanah  untuk memenuhi persyaratan publisitas ...
                      Pendaftaran ini memungkinkan untuk menggadaikan
                      tanah, dan dengan demikian menyediakan suatu
                      dasar rasional untuk sistem kredit yang dibutuhkan
                      untuk kesejahteraan ekonomi negara ini (Gouwgioksiong
                      1961:547-548).
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43