Page 197 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 197
b. Kemanfaatan,
Masyarakat yang sesungguhnya merupakan subjek kunci
pemberdayaan masih ditempatkan sebagai objek penerima
manfaat. Posisi keduanya berbeda secara makna dan
implikasi. Subjek aktif sedangkan objek pasif, subjek
bertindak sedangkan objek ditindak, subjek mengambil
keputusan atas nasibnya sedangkan objek ditentukan
nasibnya oleh pihak lain, subjek memberdayakan diri
sedangkan objek diberdayakan, subjek mandiri sedangkan
objek tergantung.
Dengan demikian, pemilihan istilah penerima manfaat sudah
mengarah pada objektifikasi manusia daripada membuatnya
jadi subjek, objektifikasi adalah kata lain dari eksploitasi.
Bentuk eksploitasi tidak harus vulgar berupa penghisapan
nilai ekonomi, tetapi memanfaatkan keadaan orang yang
semestinya menerima manfaat nyata demi keuntungan
material atau non material pihak yang mengobjektifikasinya.
Pengubahan istilah dari penerima manfaat menjadi Subjek
Reforma Agraria tidak berarti menghilangkan objektifikasi,
persoalannya bukan terletak pada istilah semata, namun
bagaimana Subjek Reforma Agraria itu dalam praktiknya
diposisikan: aktif atau pasif, memutuskan atau diputusan,
mandiri atau tergantung, dieskalasi atau dieksploitasi.
Praktik-praktik itu sudah tersirat dalam ketentuan-ketentuan
Petunjuk Teknis, bahkan objektifikasi itu diberlakukan
terhadap agen-agen BPN sendiri sebagai bagian dari
masyarakat atau sebagai manusia.
Menjadi mandiri adalah kemanfaatan terbesar yang diperoleh
SRA dari Penataan Akses, semakin luas kemanfaatannya
maka Penataan Akses semakin berhasil mendekati tujuan
Reforma Agraria. Artinya, SRA tidak cukup dibatasi
sejumlah responden, pembatasan itu hanya akan menjadi
klaim keberhasilan daripada tanggungjawab sosial. Nalar
itu tidak masuk akal karena memperlakukan sampel sebagai
populasi, sampel adalah pendekatan untuk menggambarkan
182 REFORMA AGRARIAN INKLUSIF:
Praktik Penataan Akses Rumah Gender dan Disabilitas
di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul