Page 59 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 59

42    AN Luthfi, Dwi Wulan TA, Dian Aries M.

            London Sumatera (PT. Lonsum) yang berlokasi di perkebunan Bah
            Lias.  Pembebasan  lahan  itu  untuk  pengembangan  kota  kecil
            Perdagangan  menjadi  kota  administrasi  dan  selanjutnya  menjadi
            kotamadya. Hal ini sesuai  dengan Perda Simalungun No. 7 Tahun
            1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang  Kota yang menyatakan
            bahwa Perdagangan harus diproyeksikan terjadi perluasan wilayah
            tahun  1994-2014.  Dalam  RTURK  tersebut,  perluasan  perkotaan  itu
            termasuk  mengenai  tanah  PT  Lonsum  di  perkebunan  Bah  Lias
            seluas 200 hektar. Oleh karena itu diperlukan pelepasan tanah oleh
            pihak swasta yang bersangkutan.
                 Sementara  itu  masa  HGU  PT.  Lonsum  akan  berakhir  pada
            tanggal 13 Desember 1998. Berkaitan dengan ini, bupati Simalungun
            menyurati Kakanwil BPN Sumatera Selatan tertanggal 26 Maret 1997
            untuk  memohon  pembebasan  lahan  tersebut  di  atas.  Menyikapi
            akan  berakhirnya  masa  HGU  PT.  Lonsum  yang  diajukan  perpan-
            jangan haknya, serta menerima permohonan pembebasan lahan ini,
            maka  Kakanwil  BPN  Sumatera  Utara  pada  tanggal  25  April  1997
            menyusun laporan Konstatasi. Dalam laporan ini disebutkan bahwa
            PT. Lonsum menerima HGU sejak 7 Aaustus 1984, dengan kondisi di
            wilayah  Bah  Lias  yang  semula  peruntukannya  adalah  untuk
            tanaman  karet  dan  telah  berubah  menjadi  tanaman  kelapa  sawit
            dan coklat pada tahun 1991 melalui ijin konversi Dirjen Perkebunan
            No.  HK.  350/EA.118/02.91.  Keberadaan  tanah  saat  ini  dijadikan  ja-
            minan hutang atau dihipotikkan. Dari areal luas  4.052,16 ha, seluas
            +  200  ha  yang  saat  itu  penggunaannya  adalah  untuk  perkebunan
            karet, tidak lagi sesuai dengan Tata Ruang Kota Perdagangan.
                 Laporan konstatasi itu menyimpulkan bawa pengajuan perpan-
            jangan  hak  dapat  dikabulkan  untuk  25  tahun  sejak  tanggal  ber-
            akhirnya HGU dengan ketentuan areal + 200 ha yang tidak sesuai
            dengan  RTR  Kecamatan  Bandar  yang  akan  diproyeksikan  menjadi
            wilayah perluasan kota Perdagangan, “disarankan untuk diberikan
            dnegan  Hak  pakai  bersyarat  atau  Hak  Guna  Usaha  bersyarat
            (penekanan  ditambahkan)”.  Apabila  pembangunan  sesuai  RTRK
            tersebut  akan  dijalankan  maka  “penerima  hak  diberikan  untuk
            menyesuaikan  penggunaan  tanahnya  sesuai  dengan  arahan  RTRK
            Perdagangan tersebut”. Penerima hak juga diwajibkan melepaskan
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64