Page 79 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 79

62    IGN Guntur, Arief Syaifullah, Anna Mariana

                         16
            Soesangobeng   termasuk  pada  pengertian  hak  agraria  karena
            merupakan hak usaha atas tanah. Obyek hukum tanah adat adalah
            hak-hak atas tanah adat. Hak atas tanah adat ini dapat dibedakan
            menjadi hak ulayat dan hak milik adat (individu).
                 Berdasarkan pengertian hak ulayat, wilayah tanah yang menjadi
            obyek  penelitian  tidak  termasuk  kategori  hak  ulayat,  karena  di
            Kelurahan Sabaru dan Kelurahan Kalampangan tidak ada masyarakat
            hukum  adat  melainkan  masyarakat  pada  umumnya,  serta  mereka
            membuka  tanah  yang berasal  dari hak  pengusahaan  hutan  (HPH)
                                                            17
            secara  perorangan  yang  merupakan  tanah  negara .  Tidak  dapat
            dipungkiri, ketika peneliti masuk ke wilayah Sabaru yang menjadi
            tempat penyelenggaraan IP4T tahun 2015, mencari-cari dimanakah
            penguasaan  wilayah  masyarakat  adat  Dayak,  namun  tidak
            didapatkan. Diduga, tergerusnya masyarakat adat bersamaan dengan
            tergerusnya hutan. Kondisi yang digambarkan oleh Tjilik Riwut di
            atas  tentunya  sudah  mengalami  perubahan  yang  sangat  jauh
            berbeda.  Pola  penguasaan  masyarakat  adat  Kalteng  berubah  sejak
            ditetapkannya  wilayah  Kalteng  kedalam  TGHK  1982,  yang  berisi
            pengaturan  wilayah  yang  masuk  ke  dalam  teri-tori  kehutanan.
            Akibatnya,  penguasaan  masyarakat  adat  Dayak  lama-lama  meng-
            hilang,  karena  otoritas  negara  sudah  masuk  melalui  rangkaian
            birokrasi  yang  mengeksklusi  penguasaan  masyarakat  atas  tanah
            mereka.

            2.  “Mengatur” (Ruang) Hidup Masyarakat Adat dalam
               Regulasi Tata Ruang
            Persoalan  agraria  yang  berujung  pada  konflik  agraria,  salah  satu
            penyebabnya  adalah  masalah  klaim  tanah  negara,  yang  telah
            berlangsung sejak masa kolonial. Pernyataan domein verklaring yang
            dikeluarkan sebagai kebijakan agraria pemerintah kolonial melalui
            Agrarische  wet  tahun  1870,  berisi  pernyataan  (domein)  soal  tanah

               16   Herman  Soesangobeng,  Sinkronisasi  Peraturan  Perundang-undangan
            Mengenai  Pengelolaan  Sumber  Daya  Alam.  Prosiding  Seminar  Nasional
            Pertanahan 2002, Pembaruan Agraria, Keluarga Besar Mahasiswa Sekolah Tinggi
            Pertanahan Nasional, Yogyakarta, 16 Juli 2002, hal.15.
               17  Wawancara dengan Bapak Edy, Sabtu tanggal 17 September 2016 di Desa
            Kareng Bangkarai.
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84