Page 84 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 84

Pengakuan Hukum terhadap Penguasaan Tanah ...     67

            kehutanan. Jika pada wilayah kawasan hutan akan dimanfaatkan oleh
            pihak lain guna melaksanakan usaha maka harus memperoleh ijin
                                                 21
            ‘pinjam-pakai’  dari  otoritas  kehutanan ,  karena  terhadap  wilayah
            yang  diklaim  sebagai  kawasan  hutan  (hutan  negara)  merupakan
            kewenangan (tata kuasa) otoritas kehutanan.
                 Disamping itu, juga perlu dicermati yaitu Perda No. 5 Tahun 2015
            mengalokasikan kawasan hutan yaitu 82,01%, diduga penyusunannya
            mengacu SK Permenhut No. 529/2012 dengan luas kawasan hutannya
            yaitu 82,47%, serta tidak konsisten mengacu pada Perda sebelumnya
            (Perda No. 5 Tahun 1993 dan Perda No. 8 Tahun 2003). Seharusnya
            Perda  No.  5  Tahun  2015  merupakan  penyempurnaan  Perda
            sebelumnya, tetapi kawasan hutan malah bertambah dan kawasan
            non hutan berkurang (15,56%). Jika ini tetap dipertahankan banyak
            perijinan,  kawasan  transmigrasi,  tanah  permukiman  (desa)  atau
            perkantoran berada pada kawasan hutan. Menurut Artaban (Ketua
            Komisi D PRD Kalimantan Tengah): “Ternyata  Perda 5 tahun 1993
            dan Perda  8  tahun  2003  itu  tetap  tidak  mau  diakomodir  oleh
            pemerintah pusat, karena ini bukan produk undang-undang, karena
            tidak  pernah  mendapat  persetujuan  dari  pemerintah  pusat,
            walaupun Perda ini sudah disahkan oleh provinsi”. Perda sebelumnya
            dianggap  tidak  sesuai  dengan  SK  Menhut  529  Tahun  2012.  Perda
            ternyata dapat dikesampingkan oleh suatu keputusan menteri? Jelas
            terindikasi,  carut  marutnya  pengaturan  ruang  hidup  masyarakat
            dalam kawasan hutan.




               21   Menurut  UU  41  Tahun  1999  Pasal  4,  semua  hutan  di  dalam  wilayah  RI
            termasuk  kekayaan  alam  yang  terkandung di  dalamnya  dikuasai  oleh  Negara
            untuk sebesar besar kemakmuran rakyat. Masyarakat (sebagai masyarakat adat)
            mempunyai hak untuk memanfaatkan kawasan hutan tersebut (UU 41 pasal 67
            (1) b). Hak tersebut berupa ijin usaha, secara perorangan atau koperasi. Menurut
            Murdiyarso, D., Dewi, S., Lawrence, D. dan Seymour, F. 2011, dalam Moratorium
            Hutan  Indonesia:  Batu  Loncatan  untuk  Memperbaiki  Tata  Kelola  Hutan?
            Working Paper 77. CIFOR, Bogor, diketahui bahwa sejak 2008 terdapat 39 buah
            izin pinjam-pakai telah diterbitkan untuk pertambangan di Kalimantan Tengah.
            Sebagian  besar  izin  diterbitkan  pada  tahun  2010,  tetapi  tujuh  di  antaranya
            diterbitkan  pada  tahun  2011  sebelum  Inpres  No.  10  Tahun  2011  diundangkan.
            Secara keseluruhan, izin ini mencakup lahan seluas 161.502 Ha, dan seluas 8.895
            Ha diantaranya dialokasikan untuk pertambangan pada tahun 2011.
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89