Page 216 - Ayah - Andrea Hirata
P. 216

Ayah ~ 203


            bermain dengan Abu Meong dan Marleni di bawah pohon

            delima.
                 “Lihat Zorro, Ayah menerima surat dari pemerintah!”
            Sabari mengangkat surat itu tinggi-tinggi.
                 Juru antar telah berpengalaman melihat berbagai intrik
            rumah tangga, perbuatan culas untuk  menguntungkan  diri

            sendiri, menelikung orang, mengakali aturan, tetapi hari ini
            ditemukannya keluguan tak terbatas dari seorang lelaki sete-
            ngah baya yang bahkan tak tahu prahara sedang menunggu-
            nya di pengadilan nanti.
                 Juru antar memandangi Zorro disertai pikiran getir yang
            berkecamuk dalam kepalanya, tetapi dia berada di sana tidak
            untuk menilai. Dia hanya seorang penyampai pesan, dan sore
            ini akan menjadi salah satu sore yang tak terlupakan selama

            dia mengabdi pada negara.
                 “Itu anak saya, Pak, namanya Zorro.”
                 “Anak yang lucu.”
                 “Terima kasih, Pak. Kalau boleh bertanya, apakah Ba-
            pak sudah punya anak?”

                 Juru antar tersenyum.
                 “Saya ayah untuk tiga anak.” Cara mengatakannya ter-
            kesan dia tak sabar ingin menyelesaikan tugasnya, lalu pulang
            dan memeluk anak-anaknya. Sabari mengerti perasaan itu.
            Juru antar minta diri.
                 “Tunggu, Pak, tunggu sebentar.” Sabari bergegas masuk
            ke rumah dan kembali dengan sesisir pisang. Diserahkannya
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221