Page 217 - Ayah - Andrea Hirata
P. 217

204 ~ Andrea Hirata


          kepada juru antar. “Sekali lagi, terima kasih, Pak, ini oleh-

          oleh untuk  anak-anak Bapak, teriring salam dari saya dan
          anak saya.”
              Sabari terkejut karena juru antar mengangkat kedua ta-
          ngannya dan membuka jarinya lebar-lebar, mirip teller Bank of
          America kena todong John Dillinger.

              “Maaf, saya tidak bisa menerima pemberian Saudara.
          Saya ini aparat pemerintah. Apakah Saudara pernah mende-
          ngar istilah gratifikasi?”
              Sabari berpikir sejenak.
              “Gaya tarik bumi? Hukum pertama Tuan Newton? Me-
          mang nilai Fisika saya selalu merah, tapi waktu SMA saya
          pernah mendengar istilah itu.”
              Juru antar tersenyum, menyalami Sabari, lalu melang-

          kah pergi.
              Sabari memandangi juru antar dengan kagum. Dia ka-
          gum akan cara orang itu bertugas, dengan caranya melang-
          kah, caranya menenteng  koper, dan caranya mengatakan
          bahwa dia seorang ayah bagi anak-anaknya. Sabari juga ka-

          gum pada sepeda motor tua Yamaha bebek V 80-nya, yang
          baru hidup setelah lebih kurang enam belas kali diengkol.






          Sepeninggal juru antar, Sabari langsung membaca  surat
          panggilan itu, tetapi sampai berulang-ulang membacanya tak
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222