Page 103 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 103
hanya menikmati udara segar tanpa mendengar ocehan Sri.
Mungkin dia tahu keadaanku saat ini.
Di sekolah, aku dihadang oleh Bu Indah. Akhirnya aku
menitipkan baskomku pada Sri. Aku bertanya-tanya, apa yang
ingin dikatakan Bu Idah padaku? Sesampainya di kator guru,
Aku mendengarkan nasihat baik dari Bu Indah. Ini salah satu
obat hatiku. Gairah belajarku mulai tumbuh lagi. Aku paham
jika masa tenggangku akan segera berakhir di sekolah ini.
Aku tak memiliki rencana apa pun setelah benar-benar pergi
dari surga dunia ini. Kebiasaan desaku, sebagai seorang gadis
yang hampir lulus SMA, biasanya orang tua akan menjodohkan
anaknya dengan pemuda kaya. Aku akan pasrah pada nasibku.
Hartaku tinggal satu, yaitu Emak. Jadi, akan aku jaga sebaik-
baiknya amanah ini.
***
Kenyataan ini terlalu cepat untuk ku lewati. Ujian
telah berakhir. Pengumuman telah ku terima dengan menjadi
predikat lulusan terbaik kabupaten. Namun, ini bukanlah yang
ku inginkan. Aku ingin mengembalikan senyuman Emak seperti
sediakala. Entah cara apa yang harus aku tempuh untuk
menebusnya. Mengembalikan Tejo dan Agus mungkin takhayul
belaka. Mungkin aku harus mencari suami agar Emak bisa
bahagia dan mengubah roda kehidupan yang selama ini
terganjal kemiskinan.
―Mak, apa yang Emak inginkan dari Hindun?‖
Emak hanya menatapku dengan seksama. Kemudian dia
hanya menggeleng dan tersenyum.
94
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

