Page 106 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 106
Dari jendela kamar, Kartini melihat mamanya juga
keluar dari gerbang meninggalkan bangunan yang disebut
rumah itu. Kartini hanyut dalam lamunan. Ia memang hobi
melamun. Pikirannya penuh dengan pertanyaan, hari-harinya
membosankan, sekolah juga tak lagi penting, apalagi teman.
Walaupun kaya dan bertampang manis, Kartini tak pernah
punya banyak teman. Atau lebih tepatnya, ia sengaja tak mau
punya teman. Selama ini Kartini hanya punya satu nama teman
yang selalu diingatnya. Namanya Tina. Kartini tak butuh
teman, ia hanya butuh Tina. Dan setiap hari Kartini memang
tak pernah lupa menyapa Tina, bahkan hanya sekadar
tersenyum.
―Halo Tina, kamu sedang apa?‖ sapa Kartini membuka
pembicaraan. Tina tersenyum, senang melihat Kartini.
―Kar, aku sedang menyusun rencana bagus buat acara
ulang tahunmu besok,‖ seru Tina.
―Ulang tahunku?‖ Kartini melihat kelender yang tak
jauh dari tempat dia berdiri. Ah benar, pada tanggal 21
terdapat lingkaran merah hasil goresan spidolnya. Ia
mendengus.
―Aku gak suka, Tina. Aku gak suka hari itu!‖ rengeknya
tiba-tiba. Tapi Tina tetap tersenyum.
―Jangan mengejek, Tina! Aku gak suka! Di hari itu pasti
aku kecewa! Mama pasti lupa, mama pasti sibuk,‖ rengekan
Kartini semakin keras. Tina semakin melebarkan senyumnya.
―Tina!‖ bentak Kartini sedikit berteriak.
―Kartini?‖
97
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

