Page 104 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 104
―Mungkin selama ini Hindun banyak berdosa pada
Emak. Mungkin Hindun tak menuruti perintah dan kemauan
Emak.‖
Sambil membelai ramputku, Emak berkata ―Nak, kau
adalah harta yang Allah titipkan pada Emak. Kau lebih
berharga dari tumpukan berlian dan uang. Keikhlasan dan
kesabaranmu yang selalu membuat Emak tak mampu
berkatakata. Emak terlalu lemah untuk menghadapi semua ini.
Emak tidak memiliki keberanian untuk menasihati adik-
adikmu juga bercerita tentang masalah Bapak…‖ seketika
Emak membuat bendungan dimata yang selama ini tak pernah
dia bangun.
―Kau boleh melakukan apa yang kau mau. Emak tidak
memiliki hak untuk memaksamu menikah. Kebahagian yang kau
inginkan lebih utama. Emak tahu jika kau ingin melanjutkan
kuliah. Tapi kau tahu keadannya. Emak tak memiliki apa-apa.
Kau harus mengejarnya sendiri. Emak hanya mampu
memberimu doa dan restu, mungkin itu bisa membantumu.‖
Aku hanya bisa menagis sambil memeluk Emak.
Keheningan rumah sangat terasa saat kami saling memandang
tempat duduk yang biasa Bapak gunakan, hingga figura foto
kami sekeluarga. Semuanya telah pergi dan menyisakan aku
dan Emak.
95
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

