Page 112 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 112

―Kartini?‖panggil mamanya halus. Kartini agak terkejut
               kemudian buru-buru  tersenyum  manis ke  arah  mamanya.  Ah
               anakku  sudah  tumbuh  menjadi  gadis  remaja.  Buah  dadanya
               telah membesar, pinggulnya juga sudah keliatan. Dia cantik.
               Batin mamanya sejenak melupakan kejadian di depan cermin
               tua.

                     Wanita itu mendekati Kartini. Sedikit menahan senyum
               karena  telah  selesai  menyiapkan  surprise  untuk  menyambut
               hari  lahir  Kartini.  Ia  Tak  pernah  lupa  pada  tanggal  lahir
               anaknya yang disamakan dengan idola hidupnya, Raden Ajeng
               Kartini.
                     ―Malam ini mama ingin tidur di kamar Kartini. Boleh?‖
               tanyanya  agak  canggung  lantaran  lama  sekali  ia  tak
               berbincang hangat dengan anaknya.

                     Kartini  pun  tak  kalah  canggung.  Ia  melirik  Tina,  yang
               membisikkan  sesuatu  di  telinga  Kartini.  Rupanya  Tina  telah
               jauh melebihi teman cermin Kartini selama belasan tahun.
               Tina telah mampu keluar dari zona kendali Kartini.
                     ―Kesempatan bagus, Kar,‖bisiknya.

                     Kartini  mengangguk,  entah  pada  mamanya  atau  kepada
               Tina.
                                                ***
                     Malam  itu  mereka,  seorang  ibu  dan  anaknya  tidur
               bersebelahan  dengan  canggung.  Kartini  berulang  kali
               mengubah  posisi  tidurnya,  tak  nyaman.  Sedangkan  mamanya
               bingung  memikirkan  obrolan  apa  yang  cocok  untuk

               dibicarakan.  Jangankan  mau  membacakan  dongeng,  hanya

                                                         103

                        Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117