Page 170 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 170
sedang melambaikan tangan. Matanya cekung, banyak sekali
garis-garis halus yang tampak jelas bahkan dari kejauhan di
wajahnya, tangan yang melambai-lambai itu kurus dan kering.
Ternyata tanpa sadar tangannya juga sedang
melambailambaikan tangan dengan tangan berlawanan.
Secepat kereta selanjutnya datang, melesat sambil terbakar,
ia tersadar bahwa kini ia melihat dirinya sendiri di seberang
sana, sedang melambaikan tangan padanya.
Kepalanya hampir menyentuh meja yang penuh kubis.
Pisau di tangannya terlepas dari tadi. Hujan sedikit mereda.
Acara dangdut masih liar. Matanya menyapu sekitarnya,
mengumpulkan kembali nyawanya dengan mengenali lagi
benda-benda di sana. Berapa lama aku ngantuk, tanyanya.
Tidak sekadar mengantuk di tempat duduknya, ia tertidur
tak disadarinya. Masih membawa petualangannya yang baru
saja, ia meninggalkan meja dapurnya itu, mengambil toples
uang, duduk dan menonton acara dangdut. Sambil memeluk
toples uangnya itu, ia bergumam :
Aku akan membeli masa lalu, berapa pun harganya.
Semarang, 11 April 2017
Nailus Salsabila
161
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

