Page 171 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 171
SRINTHIL DI BUKIT
TEMANGGUNG
▪ Fifi Anis Magfiroh
Embun menyapa daun-daun yang telah haus cahaya
mentari. Tampak butir-butir air yang masih tersisa diatas
daun yang masih melekat pada ranting pohon yang didalamnya
terdapat serat. Daun yang diterpa angin berguguran
menyampaikan pesan pada gadis milenium berbau penyiksaan
hidup. Sahutan langkah kaki dengan burung-burung yang
hinggap di pohon mengantarkan pada kisah sebuah desa yang
dikutuk manusia. Pariyem seorang pembantu asal Kebumen
sudah 10 tahun tinggal bersama rumah tua yang entah di
dalamnya terdapat penghuni atau tidak. Setiap hari Pariyem
hanya dipekerjakan untuk membersihkan halaman, kaca, dan
barang-barang yang ada di luar rumah.
Selama 10 tahun itu, Pariyem mengendapkan rasa
keinginannya dan berusaha membunuh rasa penasarannya.
Mulutnya selalu terkunci ketika gaji tiap bulan yang ia
kirimkan kepada orangtuanya dikampung. Pariyem tidak tahu
menahu majikannya siapa. Terkadang ia berpikir bahwa
majikannya itu iblis atau makhluk gaib lainnya. Hari ini
Pariyem hanya menunggu ditempat biasa. Di ruang kedap
suara dan hanya ada penerangan lampu 5 watt. Matanya
162
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

