Page 172 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 172
berusaha menatap tanpa berkedip untuk mengetahui siapa
yang selama ini menggajinya. Tapi lagi-lagi keinginannya pupus
harapan. Orang itu selalu memakai topeng dan hanya
memberikan secarik kertas padanya jaga rumah itu, bunuhlah
rasa penasaran yang selalu menghantuimu. Tiap kali surat itu
sudah ditangannya ia diam seribu bahasa. Tetapi tekadnya
sekarang sudah bulat. Pariyem mencoba menyusun cara agar
ia dapat mengetahui apa yang ada di dalam rumah itu.
Pariyem berhasil melangkahkan kaki masuk kedalam ruangan
yang penuh misteri.
Srinthil Ngelar Kumbang putri semata wayang dari
pasangan Menata Imbon dan Ngemot Suci yang lahir di Desa
Temanggung. Srinthil -sapaan akrabnya- diasuh oleh wanita
Sunda yang berwibawa layaknya orang Jawa. Ibunya yang
seorang bendara pawon terpaksa harus menitipkan perannya
sebagai seorang ibu kepada Beras Kapuruto. Beras Kapuruto
dianggap Ngemot bisa mendidik Srinthil yang kelak bisa
menjadi wanita Jawa yang tulen akan adat. Beras yang
dianggap Ngemot memiliki watak sabar dan memiliki jiwa
welas asih.
Pagi yang begitu dingin memecahkan keheningan di
pendopo pertemuan agung. Sahutan-sahutan suara yang
memecahkan telinga dan kebungkaman seorang ibu yang
berusaha menutupi kedukaannya.
―Srinthil tidak ingin tumbuh di dalam asuhan yang lain,‖
sontaknya.
163
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

