Page 177 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 177
barisan depan bersama perempuan yang telah membawa
bunga. Matanya tak bisa berhenti menatap pria yang selalu
tersenyum itu.
―Setelah kami memperkenalkan diri silahkan nanti cah
ayu memperkenalkan diri juga. Cah ayu, beliau yang ada
dihadapanmu itu barisan keluarga yang akan mengasuhmu.
Wanita yang bersanggul memakai kebaya hijau adalah ibu
asuhmu yang bernama Beras Kapuruto sedangkan pria yang
disampingnya adalah putranya yang bernama Grebek Kyai
Glidig. Mas Glidig tidak punya saudara perempuan, semua
saudara mas Glidig telah menikah sehingga di kediaman ibu
Beras hanya ada mas Glidig dan para abdi dalem,‖ ucap wanita
yang berada disampingnya.
―Dengan rasa hormat, Ibu Beras. Saya
memperkenalkan diri. Srinthil Ngelar Kumbang yang harus
diasingkan di negeri yang entah bisa membuatnya hidup atau
mati perlahanlahan,‖ sahutnya yang membuat tertawa banyak
orang.
Setelah proses adat yang panjang, Srinthil memasuki
rumah yang memiliki ruang desain interior yang kontemporer
jauh dari kesan klasik Jawa. Langkah kaki yang mengikuti
jejak langkah ibu asuhnya membawa pada sebuah kamar yang
jauh dari penampakan kamarnya. Tembok yang bercat biru
dihiasi ornamen-ornamen Cina serta beberapa barang klasik
dipajang. Lemari yang telah terisi buku-buku yang entah apa
judulnya tersusun rapi. Direbahkan badannya pada kasur yang
beraroma bunga Melati.
168
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

