Page 26 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 26
semula. Setelah itu ia mengambil kertas yang bertuliskan
namaku. Ia membaca namaku dengan suara pelan nyaris tak
terdengar. Ia ambil penanya dan mulai menulis pada kertas
itu. Aku jadi tidak sabar menanti seperti apa aku dalam
ceritanya nanti, dan bagaimana aku akan mati. Ia menulis
seperti ini:
Sarah: seorang gadis yang terlahir dari keluarga
biasa. Ia pintar dan suka menulis. Cantik. Mudah bergaul.
Ceria. Teguh pendirian. Sulit jatuh cinta. Suka melihat laut.
Punya cita-cita tinggi namun sulit sekali ia menggapainya,
karena tak ada yang memberinya kesempatan karena ia
seorang perempuan. Pada usia sembilan belas dinikahkan
dengan seorang lelaki yang tak dia cintai. Sekuat tenaga ia
berusaha mencintai suaminya. Namun usahanya tak pernah
berhasil. Yang ia dapat justru lahirnya kebencian yang terus
meracuni hatinya sendiri.
Sepertinya ia menulis tentang dirinya sendiri, tapi
apapun yang ia tulis pada kertas itu, itulah aku. Harus aku
terima dan memang tak ada pilihan lain buatku. Aku adalah
Sarah yang ditulisnya itu. Sarah yang menikah dengan pria
yang tak dia cintai.
Arimbi melipat kertas itu lalu menyelipkannya pada
sebuah buku. Ia membuatku penasaran. Harusnya kau tulis
dulu kerangka ceritanya, Arimbi. Atau, paling tidak kau buat
tokoh lain agar aku tidak sendirian seperti ini. Sekarang apa
yang bisa aku lakukan selain menunggumu menulis cerita
untukku.
17
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

