Page 42 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 42
AKU HANYA WANITA
▪ Penty Nurmaya
Semilir udara dingin menerpa wajahku. Jika dipikir
kembali, kota kelahiranku tidak pernah sedingin ini.
Apakah mungkin kini virus musim dingin negara-negara di
Eropa sana menular ke negara ini? Yang paling aku cintai
adalah kota ini, kota dimana pertama kali aku bisa
menyebutkan kata ibu dengan lancar, selancar air mataku
saat ini. kota yang menjadi saksi perjuangan seorang
wanita yang saat ini aku panggil ibu. Aku kembali teringat
dengan pertemuanku beberapa jam yang lalu dengan lelaki
tua renta yang kata ibu aku harus memanggilnya ayah,
hatiku seperti berontak ketika harus menyebutnya ayah,
aku tidak pernah menaruh dendam terhadap apa yang ia
lakukan kepadaku 17 tahun yang lalu. Apapun yang dia
perbuat dia tetap ayahku, tetes darahnya mengalir di
tubuhku, aku berdusta bila aku berkata aku tak
menyayanginya satu dunia bahkan makhluk mars pun tahu
bahwa tidak ada seorang anak yang tidak menyayangi
ayahnya.
Aku hanya tidak bisa melupakan apa yang telah
lelaki tua bangka itu perbuat kepada ibuku 17 tahun yang
lalu tepatnya saat aku berusia 5 tahun. Saat itu, aku
33
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

