Page 45 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 45
Tiba-tiba dari ruang depan datang seorang wanita
dengan tatapan yang begitu menjijikan sambil menatap
ayah, dia menggunakan pakaian yang menurutku sangat
tidak pantas dikenakan saat bertamu ke rumah seseorang
yang sudah memiliki istri, bibirnya merah merekah alisnya
bagaikan aspal, aku bingung.
―Siapa dia, Ibu ?‖ dan ibu hanya menggeleng.
Kemudian setelah beberapa menit berpandangan
ayah angkat suara, ―Marni, kenalkan ini adalah calon istri
keduaku namanya Kamela.‖
Dengan tetap tersenyum ibuku mengulurkan
tangannya dan si wanita itu hanya tersenyum sinis tanpa
memperdulikan uluran tangan ibu, aku sangat marah
melihat pemandangan ini tapi ibu terus menatapku seolah
menyuruhku untuk diam saja tanpa berbicara dan
akhirnya aku diam. Ayah tesenyum manis kearah wanita
itu dan melanjutkan ucapannya.
―Dan kau anak kecil, kau terima ataupun tidak
terima aku akan tetap menikah dengan Kamela! Paham
kau! dan sekarang kau harus memanggilnya mama!‖ hatiku
menjerit sampai kapanpun aku takkan memanggilnya mama
sekarang dan selamanya ibuku cuma satu dan akan tetap
seperti itu. Semenjak hari itu aku sering mendengar
ibuku menangis di tengah sunyinya malam hatiku ikut
sakit mendengarnya.
Kejadian itu terus berlanjut hingga umurku 10
tahun artinya sudah 5 tahun ibuku melakukan hal itu.
36
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

