Page 49 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 49
ketika hari kepulanganku ke Indonesia aku kembali diberi
kejutan besar oleh lelaki tua bangka itu.
Setelah aku bersusah payah belajar untuk
mendapatkan gelar masterku. Baru satu langkah aku
menginjakan kaki di rumah, lelaki itu menyambutku
dengan kata-kata yang sangat tidak aku harapkan. Dan
inilah yang menyebabkan aku berada di tempat ini aku
jadi mengenang masa lalu aku menyeka air mataku dengan
kasar aku terduduk berlutut di atas gundukan tanah
berbatu nisan bertuliskan nama malaikatku, iya ibuku.
Ibuku telah pergi, bukan pergi sebulan, setahun, tapi
selamanya.
Ibu tidak menepati janjinya kepadaku, aku marah
aku bukan marah kepada ibu tapi marah kepada diriku
sendiri andai aku belajar lebih giat mungkin aku bisa
selesai dalam 5 tahun dan masih bisa mempersembahkan
keberhasilanku dan merayakannya bersama ibu. Tepat
sebulan yang lalu ibu meninggal, itu yang dikatakan lelaki
tua bangka yang tadi menyambutku di rumah. Setelah
menanti selama ini, hadiah kepulanganku, ya ini rasa
penyesalan yang mungkin takkan ada habisnya.
Bukan hanya itu kabar buruk yang aku terima tapi
adal hal lain yang di sampaikan oleh lelaki itu sambil
duduk dengan santainya ia berkata kepadaku ―Cherlisa
Ajisokusuma Ningrum Handoyo, ayah akan
menjodohkanmu dengan rekan bisnis ayah demi
menyelamatkan perusahaan karena hanya dengan syarat
40
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

