Page 52 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 52
wanita paruh baya dan seorang laki-laki yang aku
perkirakan usianya sudah mencapai kepala enam.
Sang bapak berkata, ―Temanku, sahabatku,
akhirnya kau datang aku sangat merindukanmu.‖
Mereka berpelukan seperti sudah tidak bertemu
selama seabad dan mengabaikanku.
Wanita paruh baya itu menimpali, ―Jadi, ini calon
menantuku, cantik sekali.‖ sambil membelai halus
rambutku, aku jadi teringat pada ibu, aku sangat
merindukannya.
Sudahlah ini bukan waktunya untuk bersedih, aku
dan ayah masuk ke dalam beriringan dengan calon
mertuaku. Saat aku sampai di ruang tamu mataku lansung
tertuju pada sosok laki-laki yang sedang asik dengan
ponselnya, aku duduk bersebelahan dengan ayah, setelah
beberapa menit ia mengangkat kepalanya, mata elang itu
menatapku seolah dia berkata ―aku sangat membencimu‖,
aku menunduk aku takut melihat tatapan itu.
Ayah yang tadi hanya diam kini angkat suara,
―Lisa, ayo kenalkan dirimu!‖
Aku menatap ayah sekilas dan mulai membuka
mulut, ―Namaku Cherlisa Ajisokusuma Ningrum Handoyo,
panggil saja Lisa, umurku 22 tahun, semoga aku bisa
diterima di keluarga ini.‖
Sang ibu bersuara, ―Namanya cantik, secantik
orangnya, kau akan menjadi anggota baru di keluarga
Bramantyo.‖
43
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

