Page 51 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 51
yang indah dan akan bersanding dengan lelaki pilihan
hatiku.
Sudahlah tidak ada gunanya aku memikirkan impian
itu yang sekarang memang tinggal impian. Kakiku
melangkah menuruni setiap anak tangga dengan perasaan
cemas, ternyata ayah sudah menungguku di bawah dengan
penampilannya seperti biasa selalu rapi dalam keadaan
apapun. Dalam perjalanan aku lebih memilih membisu, aku
tak tahu harus mulai berbicara darimana bahkan rasanya
aku sedang terperangkap bersama orang asing di dalam
sebuah mobil.
Ayah mulai angkat suara, ―Kau nanti harus
berbuat baik di depan calon suami dan calon mertuamu,
mereka bukan orang kalangan biasa mereka kaum
bangsawan.‖
Cih, aku muak. Setelah bertahun-tahun tidak
bertemu, dia tidak sama sekali menanyakan kabarku,
apakah aku sehat, apakah aku makan dengan baik selama
ini, bagaimana aku menjalani hidup selama ini. Di mana
sosok ayahku yang dulu, aku rindu.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan
panjang, kami sampai di sebuah kediaman yang lebih mirip
keratin, aku mulai penasaran siapakah sebenarnya calon
suamiku, ketika aku sedang berperang dengan pikiranku
aku dikagetkan oleh suara ayah yang menyuruhku untuk
turun, aku berjalan berdampingan dengan ayah sampai di
depan pintu kami di sambut senyum hangat seorang
42
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

