Page 57 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 57
akrab seputar rumah singgah yang kini kira-kira sudah
berdiri selama 5 tahun dan selama itu pula mereka
kekurangan tenaga pengajar.
Hatiku tergerak, aku harus tetap di sini
memberikan ilmuku kepada mereka. Anak-anak yang
begitu kehausan akan ilmu pengetahuan, tapi di sisi lain
bagaimana dengan Revano? Aku merasa bingung.
Waktu menunjukan pukul 19.00 aku menepati
janjiku untuk pulang sebelum makan malam. Aku memasuki
rumah, lampu sudah menyala artinya sudah ada orang di
rumah.
Aku masuk dengan hati-hati, dan aku di kagetkan
oleh suara khas Revano, ―Jadi, itu yang kau maksud ke
rumah ayahmu? Jadi sekarang kau sudah pintar
berbohong kepada suamimu?‖ aku membeku, apa yang
harus aku jawab?
Aku menarik napas dan mulai menjelaskan, ―Bukan
maksudku membohongimu, aku hanya tak ingin
menyakitimu ketika aku harus berbicara jujur dan
berkata yang sebenarnya, aku tahu bahkan aku sangat
paham bahwa kewajiban seorang istri itu mengurus rumah
dan mengurus suami, tapi mereka di sana membutuhkanku
lebih tepatnya membutuhkan ilmuku, aku menghormatimu
sebagai suamiku. Bahkan sangat, tetapi di sisi lain hatiku
merasa tak bisa jika aku harus menyimpan ilmu ini sendiri
tanpa mengamalkan dan memberikan kepada mereka yang
membutuhkan, aku hanya tak ingin mereka tak
48
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

