Page 58 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 58
mengetahui apa-apa aku ingin mereka terlepas dari
kebodohan,‖
Aku meneteskan air mataku dan melanjutkan
ucapanku, ―Ibuku pernah berpesan bahwa aku harus
menjadi wanita sukses, tapi sekarang keinginan untuk
sukses itu mungkin terlalu besar, aku hanya ingin ilmuku
berguna dan bermanfaat bagi orang lain, aku hanya ingin
kau mengerti dan memahami posisiku, aku menundukan
kepalaku tak berani menatap matanya yang tajam seolah
menusuk ke hatiku.
Lama dia terdiam mencerna kata-kataku dan
akhirnya ia kembali bersuara, ―Aku mengizinkamu tapi
kau tidak boleh melupakan peranmu sebagai seorang
istri,‖ aku menatapnya dengan senyum.
Tatapannya pun tidak tajam lagi, aku beranikan
mendekatan dan memegang tangannya dan berkata, ―Aku
berjanji.‖
Semenjak hari itu aku menjalani hari dengan
mudah, tidak ada lagi yang perlu aku takuktan, aku tidak
perlu lagi seperti maling jika hendak pergi keluar rumah,
aku rasa aku sudah menjadi diriku yang sebenarnya
sekarang. Kewajiban seorang istri memang mengurus dan
menjaga rumah serta berbakti kepada suami, tetapi
ketika kita memiliki sesuatu yang bermanfaat yang bisa
kita berikan kepada orang lain kenapa harus menunda,
jalankan peranmu tanpa harus menyingkirkan rasa
kepedulianmu.
49
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

