Page 71 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 71
―Tapi apa, Bhi? Tidak perlu kamu jelaskan aku sudah
tahu. Karena Nawfal, bukan? Kamu jatuh hati padanya?‖
Nobhi hanya diam. Ia tak berani menatap Aji.
Bukannya sedih, Aji justru tertawa.
―Semuanya sudah aku duga, Bhi. Aku tidak akan
memaksamu membalas perasaanku padamu. Hanya saja aku
ingin berpesan padamu.‖ Aji berhenti dan menghela nafas.
―Apa Mas?‖
―Aku tahu kamu orang hebat. Aku tahu kamu adalah
wanita kuat. Tapi bukankah tidak ada larangan jika seorang
orator demonstrasi jatuh hati? Tidak ada yang slah kan jika
kamu jatuh hati? Mengapa kamu harus diam, Bhi? Kemana
Nobhi yang biasa orag-orang lihat. Orang orang melihatmu
seperti melihat kartini hidup kembali. Kamu tidak pernah
takut apapun. Tapi kenapa pada perasaanmu sendiri kamu
harus takut?‖
―Aku... aku... aku...‖ Nobhi menangis.
―Dengarkan aku, Bhi. Kamu adalah wanita paling hebat
yang aku kenal. Kamu adalah reinkarnasi kartini yang telah
lama dicari orang. Tapi jujurlah terlebih dulu pada hatimu
sendiri. Apa gunanya kamu menjadi seorang orator yang
disegani tapi pada perasaanmu sendiri kamu menjadi seorang
pengecut? Pikirkan itu, Bhi. Aku pergi dulu.‖ Aji berlalu
dengan sejuta perasaan yang tak pernah terbalaskan. Namun
setidaknya ia lega, ia bisa mengatakannya.
Nobhi hanya diam dan terisak sendiri. Ia tidak sedih
karena Aji atau Nawfal. Ia sedih karena dirinya sendiri.
62
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

