Page 86 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 86
―Dari tv, Nek. Waktu aku membeli gula di warung
kemarin aku tak sengaja mendengarkan kata-kata itu.‖ kataku
sambil nyengir.
―Dasar bocah menggemaskan!‖
―Nek, apakah ibu juga merindukanku seperti aku
merindukannya dan nenek merindukan putra nenek?‖
―Pastilah ibumu itu merindukanmu. Makanya
doakanlah dia selalu di setiap selesai Sembahyang karena
surga itu terdapat di kaki ibu!”
―Benarkah? Kalau begitu akan aku cari tahu bagaiman
rupa pemilik surgaku itu!!!‖ teriakku
Tiba-tiba pintu diketuk, ayah pulang lebih cepat dari
biasanya. Dia menjemputku dan memintaku untuk pamit
pulang ke nenek. Ayah pulang lebih awal karena hari ini adalah
hari ulang tahunku yang ke tujuh. Kami selalu merayakannya
berdua di rumah dengan memakan ayam goreng kesukaan
kami.
Pada malam ulang tahunku ini ayah menawarkanku sebuah
kado. Tapi aku belum menjawab kado apa yang aku minta. Aku
masih bingung kado apa yang sekiranya aku butuhkan saat ini.
Tiba-tiba aku kepikiran tentang ibu. Aku ingin meminta ayah
untuk mengantarku ke makam ibu untuk kado ulang tahunku
karena aku sangat ingin melihat surga yang orang-orang
katakan bahwa ibu memiliknya. Tapi ayah menolaknya dengan
alasan makamnya sangat jauh dari kota ini karena ayah
bukanlah asli penduduk kota ini. Aku tak hilang akal, aku
meminta foto ibu. Ayahpun menolaknya lagi. Aku sangat sedih
77
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

