Page 91 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 91
―Aku tak memiliki ibu! Ibuku telah mati! Aku hanya
punya ayah,ayah yang selalu melindungiku dan menyayangiku.‖
bentakku.
―Ampuni ibu, Nak. Ibu ingin membuatmu merasakan
kasih sayang seorang ayah. Ibu ingin mendapatkan kerja
tanpa haru dipandang lemah oleh orang. Dengan cara itulah
ibu bisa menafkahimu.‖
―Tapi bukan dengan cara membohongiku juga, kan?
Kau memintaku untuk selalu jujur padamu dan apa artinya
kejujuranku jika kau sendiri tak pernah jujur?‖ kataku
samkbil menangi.
―Ibu mohon, jangan benci ibu. Karena ibu akan selalu
jadi ayah dan ibu bagimu. Bertahun-tahun ibu menjadi
seorang ayah. Tapi naluri ibu tetaplah seorang ibu yang ingin
kebahagiaan untuk anaknya.‖ katanya lembut
Akupun menangis sejadi-jadinya dipelukan ibuku. Aku
sadar aku tak pernah kehilangan ibu,karena ayah dan ibuku
selalu berdampingan untuk menjagaku. Aku teringat
perjuangan Nek Irah,dia mengalami hidup yang berat bahkan
saat dia sekarat anaknya tak mempedulikan sama sekali.
Putra nek Irah menghilang begitu saja tanpa kabar, dialah
sosok pahlawan yang pernah aku temui setelah ibuku.
Nek Irah dulu juga membesarkan putranya sendirian
tanpa suami, saat suaminya sakit dialah yang bekerja siang
malam untuk biaya hidup sehari-hari hingga akhirnya anaknya
lulus sekolah dan pergi merantau. Begitu juga halnya dengan
ibuku yang selama ini bekerja banting tulang menggantikan
82
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

