Page 93 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 93

Tengoklah  tangan  kasar  ibumu  melambangkan  kasih  sayang
               tulus  seorang  ibu  yang  rela  menggadaikan  kodratnya  demi
               menyekolahkanmu.
                Aku mungkin tak kan seperti itu. Kau patut bangga padanya
               dan jangan sekali-sekali membencinya.
               Karena Surga terdapat di telapak kakinya. Surge yang selama

               ini  kau  rindukan.  Bersama  surat  ini  nenek  ucapkan  salam
               perpisahan. Semoga suatu saat nanti kita dapat bertemu lagi
               ya gadis manis.
                                                           Salam sayang,

                                                           Nenek Irah



                              GADIS AREM-AREM
                                    ▪ Rahmatika Rizqi Utami



                      Ku  angkat  baskom  yang  penuh  dengan  bungkusan
               arem-arem  menuju  sekolah.  Sambil  menggendong  tas  yang
               mulai hilang warna aslinya. Beban di pundak tak sama dengan
               beban  di  hati.  Raut  wajah  tak  pernah  rela  menggambarkan
               lusuhnya  keadaan  hati  yang  tak  dapat  diceritakan  kepada

               siapa pun.
                      Berdiri tepat di bawah gapura desa yang rapuh, Aku
               menyandarkan  baskom  pada  salah  satu  tiang  agar  bebanku
               berkurang.  Agar  tak  jenuh  saat  menunggu  omprengan

                                                         84

                        Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98