Page 199 - buku ajar gizi kulinari
P. 199
Makna Simbolis Tumpeng
Dalam acara-acara perayaan seperti ulang tahun, pernikahan, atau upacara adat,
tumpeng sering kali disajikan sebagai pusat dari ritual syukuran. Setiap elemen
dari tumpeng memiliki makna simbolis. Misalnya, puncak kerucut melambangkan
hubungan vertikal manusia dengan Tuhan, sementara lauk-pauk di sekitarnya
melambangkan kesejahteraan dan kehidupan yang seimbang.
Jenis-Jenis Tumpeng
a. Tumpeng Nasi Kuning
Dibuat dari nasi kuning yang melambangkan kemakmuran dan
kesejahteraan, tumpeng nasi kuning biasanya disajikan pada acara-acara
perayaan besar seperti ulang tahun dan pernikahan.
b. Tumpeng Nasi Putih
Tumpeng nasi putih digunakan dalam acara keagamaan atau ritual adat
sebagai simbol kesucian dan ketulusan. Tumpeng ini sering disajikan pada
acara syukuran dan ziarah.
c. Tumpeng Nasi Uduk
Tumpeng nasi uduk memiliki rasa yang lebih gurih karena penggunaan
santan dalam proses memasaknya. Biasanya disajikan dalam acara yang lebih
informal tetapi tetap dalam konteks perayaan syukur.
Tumpeng dalam Perkembangan Zaman
Saat ini, tumpeng telah mengalami banyak modifikasi. Variasi modern dari
tumpeng tidak hanya mencakup nasi kuning atau putih, tetapi juga nasi merah
dan bahkan tumpeng yang dihias secara artistik dengan beragam lauk. Meski
mengalami perkembangan, nilai-nilai simbolis tumpeng tetap dipertahankan,
membuatnya relevan dalam tradisi dan acara-acara formal maupun non-formal.
2. Hidangan Sate
Sate adalah hidangan khas Indonesia yang terdiri dari potongan daging yang
ditusuk pada batang bambu atau tusuk sate, kemudian dibakar di atas bara api.
Sate adalah salah satu makanan paling populer di Indonesia dan memiliki banyak
variasi, tergantung pada daerah asalnya dan jenis daging yang digunakan. Daging
yang paling sering digunakan untuk sate adalah ayam, kambing, sapi, dan ikan,
namun di beberapa daerah, daging lain seperti kelinci atau kerbau juga
digunakan.
190 Buku Ajar Gizi Kulinari

