Page 275 - buku ajar gizi kulinari
P. 275
9. Napkin: Serbet yang digunakan untuk menyeka mulut dan tangan selama
makan, atau sebagai tanda di meja makan.
10. Formal Table Setting: Tata letak alat makan yang lebih lengkap dan digunakan
dalam acara formal seperti pernikahan atau konferensi.
11. Informal Table Setting: Tata letak alat makan yang digunakan untuk acara
keluarga atau liburan, lebih formal dibandingkan casual setting.
12. Casual Table Setting: Tata letak alat makan yang paling sederhana, biasanya
digunakan untuk sehari-hari.
13. Pre Dinner: Jamuan kecil sebelum makan malam, biasanya diadakan di ruang
terpisah dengan suasana yang lebih santai.
14. Supper: Kudapan tengah malam yang disajikan setelah acara makan malam.
15. Tatami: Alas lantai tradisional Jepang yang terbuat dari jerami anyaman,
biasanya digunakan saat duduk untuk makan di lantai.
16. Sumpit: Alat makan tradisional Asia yang digunakan untuk mengambil dan
menyuap makanan, terutama di Jepang, Cina, dan Korea.
17. Ichiji Sansui: Pola makan tradisional Jepang yang terdiri dari satu sup dan tiga
lauk pauk.
18. Itadakimasu: Ucapan dalam budaya Jepang yang berarti "Selamat makan" atau
sebagai ungkapan terima kasih sebelum makan.
19. Gochisousama Deshita: Ucapan dalam budaya Jepang setelah makan yang
berarti "Terima kasih atas makanannya".
20. Continental Breakfast: Sarapan ala kontinental yang biasanya terdiri dari roti,
mentega, selai, dan kopi atau teh.
21. Brunch: Waktu makan yang dilakukan antara sarapan dan makan siang, biasanya
dengan menu yang lebih berat dari sarapan.
22. Afternoon Tea: Jamuan minum teh di sore hari yang dilengkapi dengan kudapan
ringan seperti kue atau scone.
23. Wineglass: Gelas khusus yang digunakan untuk menyajikan anggur (wine), baik
merah maupun putih.
24. Sorbet: Makanan ringan seperti es krim yang terbuat dari sari buah, sering
disajikan sebagai penyegar di antara hidangan utama.
266 Buku Ajar Gizi Kulinari

