Page 127 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 127
Islamic Theology | 119
Hadits ke Dua Puluh Sembilan
Sahabat Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah
bersabda:
َ ْ َ َ
ّ
َ
ّ
ّ ْ
ًم خ غلا ي َ نح ٖ ُ ن ب ه ها ٞ ة َ َ ّ َ َ َ ْ لا هلا ى َ لئ ما٢ ا ب ض طئ ٗلا نئ )لُ٢(
[Makna literal riwayat ini tidak boleh kita ambil karena
menyesatkan, mengatakan: “Sesungguhnya seorang
hamba apa bila ia melaksanakan shalat maka ia di
antara dua mata Allah”].
Kita telah menjelaskan pengertian sifat “نحٗلا” dalam
beberapa ayat al-Qur„an di atas sebelum menjelaskan tentang hadits-
hadits mutasyâbihât. Dan yang dimaksud dengan hadits ini adalah
bahwa Allah maha menyaksikan dan maha melihat terhadap seorang
yang tengah melaksanakan shalat; oleh karena itu maka hendaklah ia
beradab dalam shalatnya.
Demikian pula makna riwayat lainnya yang mengatakan “ ناٞ
ههحو لب٢ ىلاٗح الله”; [riwayat ini tidak boleh dipahami dalam makna
literalnya bahwa Allah berada di hadapan muka orang yang sedang
shalat] tetapi yang dimaksud adalah untuk mengungkapkan bahwa
Allah maha melihat dan menyaksikan seorang yang sedang
mengerjakan shalat tersebut.
Hadits Ke Tiga Puluh
Al-Imâm al-Bukhari dan al-Imâm
Muslim dalam kitab Shahîh
masing-masing meriwayatkan bahwa suatu ketika Aisyah datang
bersama seorang perempuan, lalu Rasulullah berkata: “Siapakah
perempuan ini?”, Aisyah menjawab: “Ia si fulan, ia menceritakan
masalah shalatnya”. Kemudian rasulullah berkata:
ُ
ّ َ ّ َ ُ
ْ َ
َ
ُ َ
ّ َ َ
َ
َ َ ُ ْ
ْ َ
،اىلمج ىتخ الله لمً لا اللهىٞ نى٣ُُج ام م٨ُلٖ ،هم )لُ٢(
َ
ْ
َ ُ
َ ّ َ
ُ ْ َ
ُ ْ
اىمأؿح ىتخ ىلاٗح الله مأؿٌ لا :ٟٔل يفو
ِ