Page 42 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 42
34 | Islamic Theology
orang-orang awam. Padahal kesimpulan mereka ini jelas
telah menyalahi akal sehat karena berangkat dari
pemahaman indrawi dan sifat-sifat kebendaan terhadap
Allah.
Berangkat dari sini aku (Ibnul Jawzi) melihat bahwa
menuliskan buku bantahan terhadap kesesatan mereka adalah
sebuah keharusan, supaya keyakinan-keyakinan buruk semacam itu
tidak lagi disandarkan kepada al-Imâm Ahmad bin Hanbal. Bahkan
mungkin saja seandainya aku terus berdiam diri maka mereka akan
mengatakan bahwa akidah buruk yang mereka yakini itu merupakan
keyakinan diriku. Bagi siapapun jangan menganggap perkara
semacam ini masalah remeh, karena berpijak dan mengamalkan
sebuah dalil, terlebih dalam masalah-masalah akidah yang
menyangkut pengetahuan kita kepada Allah; tidak boleh hanya
didasarkan kepada taqlid buta.
Suatu ketika al-Imâm Ahmad ditanya sebuah masalah, lalu
beliau memberi fatwa sebagai jawabannya, tiba-tiba seseorang
berkata kepadanya: “Fatwa seperti itu tidak pernah disampaikan oleh
al-Imâm Abdullah bin al-Mubarak”, maka al-Imâm Ahmad
menjawab: “Abdullah bin al-Mubarak tidak turun dari langit”.
Al-Imâm Syafi„i --semoga rahmat Allah selalu tercurah
baginya-- berkata: “Aku telah melakukan istikhârah untuk membuat
catatan bantahan kepada al-Imâm Malik --semoga rahmat Allah
selalu tercurah baginya--”.
Tiga orang yang telah aku sebutkan di atas (Abu Abdillah bin
Hamid, Abu Ya„la, dan Ibn az-Zaghuni) telah menuliskan beberapa
kitab dalam mengungkapkan akidah buruk seperti yang kita jelaskan
di atas, dan Abu Ya„la telah menuliskan buku khusus mencakup
hadits-hadits yang ia pahami seperti demikian itu; maka dalam buku
ini aku sebutkan kerancuan mereka satu per satu secara tersusun,
dimulai dengan menjelaskan ayat-ayat yang mereka kutip.