Page 50 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 50
42 | Islamic Theology
48
mengatakan bagi tanah: “Jadilah” , maka terjadilah”.
(QS. Ali Imran: 59]
Ke Empat:
Firman Allah:
ُ َ ْ َ
ف ي ِ ْ ُ َ َ َ ) ، / ح ٗ ل م م ا 95 :ناغمٖ ٫اء( ه ه ٟ ؿ الله ّ ُ و ٍ د ظ ع ٦ م َ ُ َ ُ ُ َ ْ
َ
َ
َ ْ
َ
ْ ُ َ
) 443 :ةضئاتهإا ( ٪ ِ ٟ ؿ ه ي ِ ل م م ف ا ٖأ لا و ي س ِ ه ٟ
[Ayat-ayat ini tidak boleh dipahami dalam makna
zahirnya yang seakan mengatakan bahwa Allah
memiliki jiwa, raga, tubuh, atau fisik].
Makna “nafs” “ـٟه” pada ayat-ayat di atas bukan dalam
,
pengertian bahwa Allah memiliki jiwa, raga atau tubuh (fisik). Para
ahli tafsir berkata: “هؿٟه الله م٦عظدٍو” artinya: “Wa Yuhadz-
dzirukumullâh Iyyâh” “هاًئ الله م٦عظدٍو”; maksudnya: “Allah
,
mengingatkan kalian supaya kalian takut terhadap-Nya” [bukan
maknanya supaya kalian takut kepada jiwa dan raga Allah].
Adapun makna perkataan Nabi Isa kepada Allah (QS. Al-
Ma„idah: 116): “٪ؿٟه يف ام ملٖأ لاو ي سٟه يف ام ملٗح” ; artinya
“Ta„lamu Mâ ‘Indî Wa Lâ A„lamu Mâ ‘Indak”
, “ ام ملٖأ لاو يضىٖ ام ملٗح
٥ضىٖ” ; maksudnya: “Engkau (Wahai Allah) mengetahui segala apa
yang ada pada diriku (Isa), sementara aku tidak mengetahui apa yang
ada pada-Mu” [bukan artinya; “Aku tidak mengetahui yang ada pada
jiwa dan raga-Mu”]. Jadi penyebutan kata “nafs” dalam ayat di atas
dengan disandarkan kepada Allah yang dimaksud adalah Dzat Allah;
48
Kata “kun” secara literal berarti; “Jadilah”; bukan artinya Allah
berkata-kata dengan huruf-huruf, suara, dan bahasa. Tetapi kata “kun”
adalah untuk mengungkapkan bahwa segala apa yang dikehendaki oleh
Allah pasti terjadi dengan cepat dan tanpa ada siapapun yang dapat
menghalangi-Nya.