Page 52 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 52
44 | Islamic Theology
menyerupai saya dan ada orang yang menyerupai kamu, lalu dua
orang yang serupa dengan saya dan kamu itu tidak saling berbicara.
Jadi ungkapan semacam ini untuk menegaskan bahwa saya tidak
akan berbicara denganmu.
Demikian pula dengan ayat di atas; sama sekali bukan untuk
menetapkan adanya keserupaan (mitsl) bagi Allah. Tetapi untuk
menegaskan bahwa Allah tidak menyerupai suatu apapun dari
makhluk-Nya, dan bahwa tidak ada suatu apapun dari makhluk-Nya
yang menyerupai-Nya.
Ke Enam:
Firman Allah:
ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ ُ
) 19 :مل٣لا( ١ا ٍ ٠ ٖ ً ؾ ك ً ى م ً ٨
[Ayat ini tidak boleh dipahami dalam makna zahirnya
yang seakan mengatakan bahwa Allah memiliki betis
(bagian dari kaki) dan bahwa Allah akan membuka
betis-Nya tersebut. Pemahaman seperti ini jelas
menyesatkan].
Makna yang benar sebagaimana telah dijelaskan oleh para
ulama bahwa yang dimaksud “Sâq” “١اؾ” dalam ayat ini adalah
,
,
“asy-Syiddah” “ةضكلا”, artinya “kesulitan yang sangat dahsyat”.
Dengan demikian makna ayat tersebut adalah: “Hari di mana
kesulitan yang sangat dahsyat akan diangkat (dihilangkan)”.
Penggunaan kata seperti ini biasa dipakai dalam bahasa Arab, seperti
dalam sebuat bait sya„ir;
َ
١ا ؾ ى َ َ ْ ُ َ ْ َ و ٢ ما ِ ذ لا خ غ ب ٖ ل َ َ
ٍ
[Artinya: “Peperangan terjadi dengan sangat dahsyat”].
Dalam bait sya„ir lainnya mengatakan:
ْ
َ َ ْ َ ْ
َ
َ ْ َ
ُ ْ َ
ً ْ
َ ّ
اغمق بغخلا اه٢اؾ ًٖ ثغمق نأو
ِ