Page 65 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 65
Islamic Theology | 57
Pasal
Menolak Kesesatan Kaum Mujassimah ;
Kaum Yang Mengatakan Bahwa Allah
Sebagai Benda (Jism)
Jika ada yang berkata: “Telah diriwayatkan dalam dua kitab
Sahih (Shahîh Bukhari dan Shahîh Muslim) dari hadits Syuraik bin
Abi Namir dari Anas bin Malik dalam menceritakan peristiwa Mi„raj,
bahwa ia (Anas bin Malik) berkata:
َ َ
ٗ لا ى َ ح عا ج ب َ َّ لا ى َ ْ ِ َ ٞ ٗ لا هب لئ َ َ )لُ٢(
[Makna literal riwayat ini tidak boleh kita ambil,
mengatakan: “Maka Rasulullah terus naik [bersama
Jibril] kepada Allah”. Makna literal ini seakan
menetapkan bahwa Allah bertempat di arah atas].
Lalu dalam riwayat ini pula, bahwa ia (Anas bin Malik) berkata:
َ ّ ْ َ ّ َ َ ّ َ َ َ ُ َ
٠ ٖ ى ا ب ز ٟ ع ا ً : هها ٩ م ي ِ و ه ى ف )لُ٢(
ِ
[Makna literal riwayat ini tidak boleh kita ambil, makna
literal ini seakan mengatakan bahwa Allah berada pada
suatu tempat, lalu Rasulullah berdoa kepada-Nya: “Yaa
Allah ringankan (perintah shalat itu) dari kami”].
Jawab: “Al-Imâm Abu Suliman al-Khath-thabi telah
mengatakan bahwa redaksi di atas hanya berasal dari Syuraik
ّ
seorang saja (٪ٍغق اهب صغٟج). Redaksi seperti itu tidak pernah
diriwayatkankan oleh siapapun selain oleh Syuraik, dan Syuraik ini
adalah orang yang banyak meriwayatkan hadits-hadits dengan
redaksi yang lain dari para perawi lainnya; “ّاٟلبمأ رح٦اىمب صغٟخلا رحث٦”.
Kemudian, “tempat” itu tidak boleh ditetapkan bagi Allah [karena
Allah bukan benda]. Adapun redaksi “هها٩م يف ىهو” [artinya; “Dan dia
berada di tempatnya”] yang dimaksud “dia” di sini adalah Rasulullah.

