Page 118 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 118

116  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

            tapi  kemudian  larangan  tersebut  dicabut.  Demikian  pula  dengan
            ibunda  Rasulullah;  adanya  larangan  memintakan  ampunan  baginya
            adalah  karena  ada  kemungkinan  ibunda  Rasulullah  memiliki
            kesalahan-kesalahan  kepada  sesama  manusia  di  masa  hidupnya,
            bukan karena dia seorang yang kafir. Ini adalah pemahaman takwil
            untuk mengkompromikan dua dalil yang seakan berseberangan, jika
            memang hadits tentang larangan istighfar bagi ibunda Rasulullah ini
            hendak diberlakukan. Lebih dari pada itu semua; larangan  istighfar
            tersebut  kemudian  dicabut  dengan  adanya  hadits  lain seperti yang
            telah  kita  jelaskan  di  atas  [yaitu  pada  hadits  saat  Rasulullah
            melakukan sa’i bersama Aisyah; Rasulullah telah diizinkan oleh Allah
            untuk ber-istighfar bagi ibundanya].

                    Selain  dari  pada  itu  al-Hafizh  as-Suyuthi  sendiri  telah
            mendapati  sebuah  hadits  dalam  masalah  ini  dari  jalur  lain  dengan
            redaksi  yang  mirip  dengan  redaksi  riwayat  Ma’mar,  dan  hadits  ini
            lebih jelas lagi [menerangkan bahwa ungkapan “ayahku dan ayahmu
            di neraka” adalah dialog antara dua orang sahabat Rasulullah]. Dalam
            redaksi hadits ini disebutkan bahwa sahabat yang bertanya kepada
            Rasulullah  tersebut  hendak bertanya  “Di manakah  ayahanda-mu?”,
            tapi  kemudian  ia  tidak  mengucapkan  itu  karena  untuk  memilihara
            adab  terhadap  Rasulullah.  Hadits  ini  diriwayatkan  oleh  al-Hakim
            dalam kitab al-Mustadrak dan di sahihkannya sebagai berikut;
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123