Page 120 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 120

118  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

                    “Pasal; Telah nyata bagiku tentang hadits “Inna abi wa Abaka
            Fin-nar…” memiliki dua cacat. Pertama; dari segi sanad, ialah bahwa
            hadits  itu  diriwayatkanoleh  Muslim  dan  Abu  Dawud  dari  jalur
            Hammad  ibn  Salamah,  dari  Tsabit,  dari  Anas,  bahwa  seseorang
            berkata: “Wahai Rasulullah di mana ayahku? Rasulullah bersabda: “Di
            neraka”,  lalu  setelah  orang  tersebut  berlalu  maka  Rasulullah
            memanggilnya dan berkata: “Inna abi wa Abaka Fin-nar…”. Ini adalah
            hadits yang diriwayatkan secara tafarrud (menyendiri) oleh Muslim
            dari  al-Bukhari,  dan  sesungguhnya  hadits-hadits  Muslim  yang  ia
            riwayatkan secara tafarrud oleh dirinya (tafarrada bih) banyak yang
            telah dikritik, dan tentunya tidak diragukan lagi hadits ini termasuk di
            antaranya.

                    Orang pertama; Tsabit al-Bunani, benar bahwa beliau adalah
            seorang  imam  terkemuka,  dan  sangat  dipercaya  (tsiqah),  namun
            demikian Ibnu Ady  dalam kitab al-Kamil menggolongkannya dalam
            orang-orang  yang  lemah  (adl-dlu’afa).  Ibnu  Ady  berkata:  “Dalam
            hadits-haditsnya  terdapat  hadits  munkar,  penyebabnya  adalah
            orang-orang  yang  mengambil  riwayat  darinya,  banyak  di  antara
            mereka  adalah  orang-orang  yang  lemah  (adl-dlu’afa).  Dan  tentang
            Tsabit  ini  telah  disebutkan  pula  oleh  adz-Dzahabi  dalam  kitab  al-
            Mizan.

                    Sementara  orang  kedua;  Hammad  ibn  Salamah,  benar
            bahwa  beliau  adalah  seorang  imam  terkemuka,  ahli  ibdah  (‘abid),
            dan  seorang  yang  sangat  alim,  namun  demikian  riwayat  beliau
            banyak  dibicarakan  (dikritik)  oleh  sekelompok  ulama.  Al-Bukhari
            sendiri  tidak  mengambil  riwayat  beliau  (sakata  ‘anhu),  karenanya
            tidak ada satu hadits-pun dalam kitab Shahih al-Bukhari yang diambil
            dari riwayat beliau.

                    Al-Hakim dalam kitab al-Madkhal membuat catatan berikut:
            “Muslim  tidak  pernah  meriwayatkan  hadits  dari  Hammad  ibn
            Salamah  dalam  masalah-masalah  akidah  (al-Ushul),  kecuali  hadits
            yang  hadits  yang  telah  ia  (Hammad)  ambil  dari  Tsabit.  Muslim
            meriwayatkan hadits-hadits Hammad dari beberapa kelompok ulama
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125