Page 119 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 119
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 117
“Dari Laqith ibn Amir, bahwa ia bersama rombongan datang
menghadap Rasulullah, ia [datang] bersama Nahyak ibn ibn Ashim
ibn Malik ibn al-Muntafiq. Berkata: Kami datang ke Madinah di akhir
bulan Rajab, kami shalat subuh bersama Rasulullah, lalu Rasulullah
berdiri khutbah di hadapan manusia, -- hadits seterusnya, hingga--
kemudian aku berkata: Wahai Rasulullah, adakah seorang yang telah
lalu [telah meninggal] dari kita di masa jahimiyyah dahulu memiliki
kebaikan? Maka salah seorang dari pemuka Quraisy berkata:
“Sesungguhnya ayahmu; al-Muntafiq di neraka”. Maka seakan
panaslah antara kulit wajahku dengan daging-ku dari ucapan orang
tersebut tentang orang tuaku di hadapan orang banyak [artinya
merasa sangat dipermalukan]. Maka aku punya keinginan untuk
berkata kepada Rasulullah: “Bagaimana dengan ayahanda-mu wahai
Rasulullah?”, tapi kemudian aku memandang ada kata-kata lain
[yang lebih sopan]; aku berkata kepadanya: “Lalu bagaimana dengan
keluargamu wahai Rasulullah?”, maka Rasulullah bersabda: “Di
manapun engkau mendapati kuburan seorang keturunan Quraisy
atau seorang keturuanan Amir yang musyrik maka katakan olehmu
kepadanya: Aku diutus oleh Muhammad kepadamu untuk
memberitakan kepadamu sesuatu yang sangat buruk bagimu
184
[artinya; siksa]” .
Hadits riwayat al-Hakim ini sedikit-pun tidak bermasalah
[artinya hadits yang benar-benar sahih], dan ia adalah riwayat yang
185
paling jelas dalam menerangkan kandungan hadits pada tema ini .
Sementara dalam kitab at-Ta’zhim wa al-Minnah, al-Hafizh
as-Suyuthi menuliskan sebagai berikut:
184 Lihat al-Mustadrak ‘Ala ash-Shahihain, al-Hakim.
185 Demikian penilaian as-Suyuthi. Lihat al-Hawi Li al-Fatawi, as-Suyuthi,
2/227