Page 127 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 127
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 125
berdiskusi dengan mereka hanya akan menghabiskan waktu, mereka
akan tetap keras kepala dalam kebodohannya. Namun demikian al-
Hafizh as-Suyuthi memberikan pendekatan yang sangat berharga,
dengan harapan semoga hati keras mereka dapat menerimanya,
karena sebenarnya “modal utama” mereka dalam masalah ini
hanyalah mengatakan: “Pendapat kami inilah yang benar; bahwa
kedua orang tua Rasulullah di neraka, karena demikian itu
disebutkan dalam kitab Sahih Muslim, dan pendapat yang menyalahi
hadits sahih adalah pendapat salah dan sesat”.
Baiklah, untuk berdiskusi dengan mereka pertama-tama kita
klasifikasi dahulu orang-orang yang berpendapat demikian itu,
apakah dia seorang bermadzhab Syafi’i, bermadzhab Maliki,
bermadzhab Hanafi, ataukah dia bermadzhab Hanbali? Supaya kita
petakan permasalahan ini sesuai madzhab yang dianut oleh mereka
masing-masing.
(a). Jika Orang Tersebut Mengaku Bermadzhab Syafi’i
Jika orang yang berkeyakinan kedua orang tua Rasulullah
kafir bermadzhab seperti madzhab kita; madzhab Syafi’i, kita katakan
kepadanya demikian ini:
“Di dalam Shahih Muslim telah benar adanya sebuah hadits
disebutkan bahwa Rasulullah di dalam shalat-nya tidak mengucapkan
195
“Bismillahirrahmanirrahim” (basmalah) , sementara engkau
berpendapat bahwa seorang yang tidak membaca basmalah dalam
shalat maka shalatnya tidak sah”.
Juga telah benar adanya dalam dua kitab shahih; Shahih al-
Bukhari dan Shahih Muslim sebuah hadits yang menyebutkan bahwa
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seseorang itu dijadikan imam
(dalam shalat) adalah supaya ia diikuti, maka janganlah kalian
berselisih atasnya, jika dia ruku’ maka ruku’-lah kalian, jika dia
bangun dari ruku’ maka bangunlah kalian, jika dia mengucapkan:
“Sami’allahu liman hamidah” maka katakanlah oleh kalian “Rabbana
Lakal hamd”, jika dia shalat dalam keadaan duduk maka shalatlah
195 Shahih Muslim, j. h.