Page 130 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 130

128  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

                    Kemudian  pula  benar  adanya  dalam  hadits  sahih  bahwa
            Rasulullah  bersabda:  “…  kemudian  angkatlah  kepalamu  hingga
            engkau  lurus  tegak  dalam  keadaan  berdiri  (I’tidal  dengan
                         202
            thuma’ninah)” .  Sementara  engkau  berpendapat  sah  shalat
            seorang yang dalam I’tidal-nya tidak dengan thuma’ninah.

                    Lalu juga dalam hadits sahih disebutkan: “Apa bila air telah
                                                                       203
            mencapai  dua  kullah  maka  ia  tidak  membawa  kotoran” ,
            sementara engkau tidak pernah menetapkan ukuran air dalam dua
            kullah.

                    Kemudian juga dalam hadits sahih lainnya dalam Shahih al-
            Bukhari  dan  Shahih  Muslim  bahwa  Rasulullah  telah  menjual  budak
            (hamba  sahaya)  dengan  status  mudabbar,  sementara  engkau
                                                                       204
            berpendapat  bahwa  tidak  sah  menjual  budak  mudabbar .
            Pertanyaannya; Mengapa engkau memiliki pendapat yang menyalahi
            hadits-hadits sahih ini semua?
                    Seandainya  musuh  kita  ini  berkata:  “Ada  beberapa  dalil
            (hadits) lain yang berbeda dengan hadits-hadits tersebut”, maka dari
            sini kita katakan kepadanya: “Demikian pula dengan hadits tentang
            kedua orang tua Rasulullah, ada dalil-dalil lain yang berbeda dengan
            hadits tersebut”.

            (d). Jika Orang Tersebut Mengaku Bermadzhab Hanbali
                    Dan seandainya orang yang keras kepala berkeyakinan kedua
            orang  tua  Rasulullah  kafir  bermadzhab  Hanbali,  kita  katakan
            kepadanya demikian ini:

                    “Telah  benar  adanya  dalam  dua  kitab  shahih;  Shahih  al-
            Bukhari  dan  Shahih  Muslim  sebuah  hadits  mengatakan:  “Barang
            siapa  berpuasa  di  hari  yang  meragukan  (apakah  Ramadlan  sudah


                  202  Shahih al-Bukhari, hadits nomor 6251 dan 6667, dari Abu Hurairah. Lihat
            pula as-Sunan al-Kubra, al-Baihaqi, 2/372, dan Shahih Muslim, hadits nomor 397.
                  203  Lihat pula di antaranya Sunan ad-Daraquthni, 1/78, dari Jabir ibn Abdillah,
            dan al-Badr al-Munir, Ibn al-Mulaqqin, dari Abdullah ibn Umar, 1/404
                  204  Shahih al-Bukhari, hadits nomor 2230, dari sahabat Jabir ibn Abdillah.
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135