Page 156 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 156

154  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

            Penilaian Ulama Terhadap Kitab al-Maudlu’at Karya Ibnul Jawzi
                    Sebelum  masuk  dalam  bahasan  tema  ini,  ada  “catatan
            penting” yang harus kita ketahui supaya pembaca tidak salah paham,
            adalah; bahwa walaupun al-Hafizh Ibnul Jawzi menilai bahwa hadits
            tentang dihidupkannya kembali kedua orang tua Rasulullah sebagai
            hadits  maudlu’  (palsu)  namun  demikian  beliau  tetap  berkeyakinan
            bahwa  kedua  orang  tua  Rasulullah  termasuk  orang-orang  mukmin,
            keduanya selamat, dan bukan kafir. Bahkan Ibnul Jawzi dalam kitab
            Mir-at  az-Zaman  menyatakan  pendapatnya  ini  dengan  mengutip
                                             243
            pendapat  dari  sekelompok  ulama .  Tentunya  selain  beberapa
            ulama yang telah kita sebutkan di atas; [Abu Bakr Ibnul Arabi, Ibnu
            Syahin, Ibnul Munayyir, Ibnu Nishiriddin ad-Damasyqi, Fakhruddin ar-
            Razi,  as-Subki,  al-Qurthubi,  al-Ubayy,  al-Muhibb  ath-Thabari,  Ibnu
            Sayyidin-Nas, al-Munawi, Ibnu Hajar al-‘Asqalani, dan lainnya].
                    Adapun bahwa al-Hafizh Ibnul Jawzi menilai hadits ihya’ al-
            abawain sebagai hadits maudlu’ adalah karena memang beliau dinilai
            oleh kebanyakan para ahli hadits sebagai yang keras (mutasyaddid)
            dalam  menilai  kualitas  hadits.  Karena  itu  ada  banyak  ulama  hadits
            yang  mengkritik  kitab  karya  beliau  berjudul  al-Maudlu’at.  Di
            dalamnya  ada  beberapa  hadits  yang  sebenarnya  berkualitas  dla’if
            saja, atau hasan, atau bahkan ada beberapa yang berkualitas sahih
            karena memiliki syawahid dan mutabi’ dari riwayat-riwayat jalur lain;
            namun ternyata hadits-hadits tersebut oleh Ibnul Jawzi digolongkan
            sebagai hadits mauwdlu’ (palsu).
            Al-Hafizh  as-Suyuthi  dalam  Nasyr  al-‘Alamain  terkait  kitab  al-
            Maudlu’at karya Ibnul Jawzi tersebut, berkata:
                    “Sikap keras Ibnul Jawzi dalam menilai hadits dalam karyanya
            al-Maudlu’at sudah sangat dikenal, sebagaimana ini dinyatakan oleh
            para  imam  hadits.  Ibnus-Shalah  dalam  kitab  Ulum  al-Hadits
            (Muqaddimah  Ibnis  Shalah)  mengatakan  bahwa  ada  seorang  ahli
            hadits yang mengumpulkan hadits-hadits maudlu’ hingga mencapai
            dua  jilid  buku  (yang  dimaksud  adalah  Ibnul  Jawzi),  ia  meletakan  di
            dalamnya  banyak  hadits  yang  sebenarnya  tidak  berdasar  jika
            dikatakan  sebagai  hadits-hadits  maudlu’,  padahal  hadits-hadits

                  243  Sadad ad-Din, al-Barzanji, h. 86
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161