Page 77 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 77
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 75
(d). Abdur-Razzaq dalam Tafsir-nya meriwayatkan dari
Ma’mar dari Qatadah, tentang firman Allah “Wa ja’alaha kalimatan
baqiyatan fi aqibih” (QS. az-Zukhruf: 27), bahwa ia (Qatadah)
berkata: “Yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah al-ikhlas wa at-
tauhid [al-ikhlash, artinya kemurnian menuhankan Allah, dan at-
tauhid artinya mengesakan Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan
suatu apapun]. Akan senatiasa ada pada keturunannya [Ibrahim]
orang-orang yang akan tetap menuhankan Allah dan menyembah-
124
Nya”, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir” .
Lalu Abdur-Razzaq berkata: “Dan telah berkata Ibnu Juraij
dalam ayat tersebut, tentang makna “aqibih” [keturunan Ibrahim];
artinya akan senantiasa ada dari keturunan Ibrahim orang-orang
yang tetap mentauhidkan Allah dan menyembah-Nya”, sebagaimana
125
diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir” .
Abdur Razzaq juga menuliskan: “Dan telah berkata Ibnu
Juraij dalam makna ayat tersebut: Akan senatiasa ada dari keturunan
Ibrahim orang-orang yang tetap berkeyakinan “La ilaha illallah”. Dan
pendapat lain mengatakan: “Akan senantiasa ada dari keturunan
Ibrahim orang-orang yang tetap di atas fitrah-nya, mereka
menyembah Allah hingga hari kiamat”. Abdur Razzaq juga
meriwayatkan dari Imam ‘Atha ibn Abi Rabah, bahwa ia berkata: “al-
126
‘aqib artinya anaknya dan keturunannya” .
(2). Firman Allah dalam QS. Ibrahim: 35:
“Dan ketika Ibrahim berkata: Wahai Tuhan jadikanlah negeri ini
(Mekah) tempat yang aman, dan jauhkan aku dan anaku
(keturunanku) dari menyembah berhala-berhala”.(QS. Ibrahim: 35)
124 Ibid, mengutip dari Tafsir Abdir-Razzaq.
125 Ibid.
126 Ibid.