Page 78 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 78

76  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

                    (a). Ibnu Jarir dalam kitab Tafsir-nya dalam menafsirkan ayat
            di  atas  meriwayatkan  dari  Mujahid,  bahwa  ia  (Mujahid)  berkata:
            “Maka  Allah  telah  mengabulkan  doa  Ibrahim  bagi  anak-anak-nya,
            karenanya  tidak  ada  seorang-pun  dari  keturunan  Ibrahim  yang
            menyembah  berhala  setelah  doanya  ini,  Allah  telah  mengabulkan
            doanya,  dan  Allah  telah  menjadikan  negeri  ini  (Mekah)  sebagai
            negeri  yang  aman  dan  damai,  Allah  memberikan  rizki  bagi  setiap
            penduduk  di  dalamnya  dari  buah-buahan,  Allah  telah  menjadikan
            Ibrahim  sebagai  imam  (pemimpin),  dan  Allah  telah  menjadikan
            keturunannya  sebagai  orang-orang  yang  senantiasa  mendirikan
                   127
            shalat” .
                    (b). Al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman meriwayatkan dari
            Wahb  ibn  Munabbih  bahwa  ketika  Adam  diturunkan  ke  bumi  ia
            merasakan  kesunyian  dan  kesepian,  lalu  al-Baihaqi  menyebutkan
            tentang  hadits  di  atas  secara  panjang  lebar;  yaitu  kisah  tentang
            Baitullah (tanah haram; Mekah). Di antara yang dikutip al-Baihaqi di
            dalamnya adalah firman Allah bagi nabi Adam tentang nabi Ibrahim:
            “Dan  jadikanlah  ia  umat  yang  satu  yang  ahli  ibadah  dengan
            perintah-ku,  dan  sebagai  penyeru  kepada  jalan  yang  telah  aku
            pilihnya dan aku berikan petunjuk padanya kepada jalan yang lurus”,
            sungguh  Allah  telah  mengabulkan  doa  Ibrahim  bagi  anak-anak-nya
            (keturunannya) sesudahnya, Ibrahim telah memberikan syafa’at-nya
            (pertolongannya) bagi mereka, dan karena doanya maka Allah telah
            menjadikan  keturunan-keturunannya  sebagai  orang-orang  yang
                                               128
            menguasai Ka’bah dan memeliharanya” .
                    Atsar riwayat al-Baihaqi ini sejalan dengan perkataan Imam
            Mujahid  di  atas.  Kita  semua  mengetahui,  tanpa  ragu,  bahwa
            kekuasaan terhadap Ka’bah secara khusus adalah miliki kakek-kakek
            Rasulullah,  --tidak  oleh  seluruh  keturunan  nabi  Ibrahim--,  hingga
            kekuasaan  tersebut  dirampas  oleh  Amr  al-Khuza’i,  walaupun
            kemudian  kekuasaan  tersebut  kembali  ke  tangan  kakek-kakek
            Rasulullah. Dengan demikian menjadi jelas bahwa seluruh keturunan
            Ibrahim; --yang dalam hal ini adalah kakek-kakek Rasulullah di mana

                  127  Ibid, mengutip dari Tafsir ath-Thabari.
                  128  Ibid, mengutip dari Syu’ab al-Iman, al-Baihaqi.
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83