Page 29 - IPA SMP/MTs Kelas VIII
P. 29
Hasil Pengamatan:
Tabel 1.6 Hasil Pengamatan
Keterangan
Warna Sebelum Warna Setelah Ditetesi
No. Bahan (Ada Protein/Tidak Ada
Ditambah Biuret Biuret
Protein)
1. Putih telur ++++ (standar)
2. Kentang
3. Susu
4. Pisang
5. Tahu
++++ = banyak sekali (ungu) + = sedikit sekali
+++ = banyak = tidak ada
++ = sedikit
Pertanyaan:
1. Apakah semua bahan di atas menghasilkan perubahan warna yang seragam? Apa alasannya?
2. Makanan apa saja yang mengandung protein?
3. Apa yang dimaksud dengan warna standar?
4. Bagaimana kesimpulan percobaan ini?
Tokoh Gustaw Piotrowski
Sumber: https://bit.ly/3QAS0Dp
Uji biuret diperkenalkan pertama kali oleh Gustaw Piotrowski (lahir 1833), ahli fisiologi berkebang
saan Polandia, pada tahun 1857. Uji biuret adalah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi ke
beradaan ikatan peptida. Reaksi antara ion tembaga (II) dan ikatan peptida akan menghasilkan warna
ungu pucat dalam larutan basa. Reaksi uji biuret juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
protein karena semakin banyak kandungan protein, maka semakin banyak pula peptida yang berikatan dengan ion
Cu , sehingga warna ungu akan semakin pekat. Terlepas dari namanya, pereaksi ini ternyata tidak mengandung
2+
biuret (C H N O ). Uji ini dinamai biuret karena dapat digunakan untuk mendeteksi ikatan mirip peptida dalam
2
2
3
5
molekul biuret.
3. Lemak
Lemak (lipid) merupakan senyawa yang tersusun atas unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Lemak merupakan senyawa yang sulit
larut di dalam air. Lemak larut dalam pelarut non polar misalnya alkohol.
Berdasarkan strukturnya lemak digolongkan menjadi lemak jenuh dan lemak
tak jenuh. Secara struktur, lemak jenuh merupakan lemak yang seluruh
rantai asam lemaknya tersusun atas ikatan rantai tunggal. Sementara lemak
tak jenuh memiliki ikatan-ikatan rangkap sehingga lemak ini berwujud
cair pada suhu ruangan. Lemak jenuh lebih meningkatkan kadar kolesterol
dalam darah dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh.
Bab I Sistem Pencernaan Manusia 15