Page 23 - Pengantar Ilmu Pendidikan
P. 23

Hakikat kemanusiaan terletak pada kemampuan berpikir. Pemi-
                   kiran inilah yang semestinya menjadi haluan dalam setiap tindakan
                   manusia. Descartes (1879) menyatakan, “Saya berpikir, maka saya ada”
                   (cogito  ergo  sum). Sejalan dengan itu, Aristoteles menegaskan bahwa
                   manusia adalah makhluk yang berpikir. Jika manusia tidak berpikir
                   atau tidak menggunakan akalnya, yang tersisa dari dirinya hanyalah
                   sisi kehewanannya.
                       Sementara itu, sebagai sebuah upaya penelitian kegiatan ilmiah
                   Darwin (1882) memberikan sumbangan penting melalui penelitian-
                   nya. Gagasannya menjadi pemantik bagi lahirnya penelitian-penelitian
                   selanjutnya  untuk  terus  menggali  kebenaran  tentang  manusia.  Hal
                   ini tampak pada perdebatan pro dan kontra terhadap teori kemiripan
                   genetik yang tinggi antara manusia dan primata, yakni mencapai
                   sekitar 97%. Perdebatan tersebut memperkaya khazanah pencarian
                   hakikat manusia yang hingga kini masih terus ditelaah.
                       Hakikat manusia dapat dipahami melalui berbagai dimensi atau
                   sudut  pandang.  Dimensi-dimensi  tersebut  menjadikan  keberadaan
                   menusia lebih bermakna dan berbeda  dengan makhluk-makhluk
                   lainnya. Dimensi tersebut bersifat dinamis, saling berkaitan, dan
                   melekat dalam diri manusia, meliputi: manusia sebagai makhluk indi-
                   vidu, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk susila
                   (bermoral), dan manusia sebagai makhluk religius.



                   A.  DIMENSI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
                   Setiap manusia bersifat unik dan berbeda satu sama lain. Perbedaan
                   ini membuat kecenderungan dan perhatian setiap individu terhadap
                   suatu hal juga berbeda. Menurut Tirtarahardja (2005), individualitas
                   tersebut tecermin dalam berbagai aspek, seperti kehendak, perasaan,
                   cita-cita, kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda pada
                   tiap orang. Aspek-aspek itu bersifat internal dan melekat kuat dalam
                   diri manusia. Unsur-unsur luar hanya berperan sebagai faktor penguat
                   terhadap aspek-aspek yang sebenarnya telah ada dalam diri individu.



                                          Bab 1 Hakikat Manusia dan Pengembangannya ...  7
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28