Page 24 - Pengantar Ilmu Pendidikan
P. 24
Tinggi rendah, kuat lemahnya, serta perbedaan aspek individualitas
tersebut menjadikan setiap manusia unik dan tidak sama dengan yang
lain.
Selain faktor internal, terdapat pula aspek-aspek individual yang
sifatnya cenderung dipengaruhi oleh hal-hal eksternal. Aspek ini
melibatkan berbagai unsur luar yang kemudian membentuk serta
melekat pada diri individu. Beberapa aspek tersebut meliputi: 1)
kematangan intelektual; 2) kemampuan berbahasa; 3) latar belakang
pengalaman; 4) cara atau gaya dalam mempelajari sesuatu; 5) bakat
dan minat; serta 6) kepribadian.
Sebagai makhluk individual, manusia senantiasa mengalami
proses perkembangan kecakapan yang tecermin dalam bentuk sikap
dan perilaku di masyarakat. Potensi individual manusia sering kali
digolongkan menjadi dua, yaitu potensi rohani—fikir, cipta, rasa, karsa,
dan budi nurani—serta jasmani—pancaindera dan keterampilan.
Melalui proses sosial yang terjadi dalam pendidikan dan kehidupan
masyarakat, individu dipengaruhi oleh lingkungan yang terorganisasi,
misalnya sekolah. Pengaruh tersebut mampu membantu seseorang
mencapai kecakapan sosial sekaligus mengembangkan kepribadiannya.
Perkembangan manusia berbeda pada setiap individu. Seseorang
bisa saja menonjol pada satu aspek, tetapi kurang pada aspek lainnya,
atau sebaliknya. Muhadjir (2000) menyatakan bahwa secara tradisional
anak memperoleh pengetahuan dari orang dewasa. Namun, saat ini
informasi tidak hanya berasal dari orang tua atau guru, tetapi juga
dapat diperoleh dari media sosial, internet, surat kabar, majalah,
televisi, buku, jurnal, dan lain-lain. Akibatnya, pengetahuan setiap
orang menjadi sangat beragam. Ragam pengetahuan yang dimiliki
seseorang dapat terbentuk melalui prose tumbuh dan berkembang di
lingkungan, melalui pembelajaran, pendidikan formal, dan melalui
pengayaan yang bersifat implisit.
Beckett dan Taylor (2024) menegaskan bahwa kenyataan saat
ini menunjukkan perkembangan manusia memang berbeda pada
8 Pengantar Ilmu Pendidikan

